Keluarga Korban Pesawat Hercules Ini Tolak Pemakaman di TMP
Editor
Grace gandhi
Rabu, 1 Juli 2015 18:15 WIB
TEMPO.CO, Madiun - Keluarga Sersan Dua Syamsir Wanto, 35 tahun, salah satu korban meninggal dunia akibat jatuhnya pesawat Hercules C-130, menolak tawaran pihak Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Magetan, untuk memakamkan jenazah almarhum di Taman Makam Pahlawan Madiun.
“Istrinya ingin dia (Syamsir) dimakamkan di TPU sini (Kelurahan Madiun Lor),” kata Edi Sujono, 64 tahun, mertua Syamsir, saat ditemui di rumahnya di Jalan Borobudur, Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu, 1 Juli 2015.
Alasan istri Syamsir menolak tawaran pihak Lanud, ucap Edi melanjutkan, adalah anak ketiganya yang meninggal tiga tahun lalu dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Madiun Lor. Kematian putri ketiga pasangan Syamsir-Anata Kumala Wardani ini akibat menderita suatu penyakit. “Baru berusia 6 hari dan meninggal setelah dioperasi,” ujar Edi.
Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Syamsir. Sebelum pesawat Hercules yang ditumpangi jatuh, almarhum yang bertugas di Depo 60 Lanud Iswahjudi, Magetan, sempat menghubungi keluarganya di Madiun, Selasa, 30 Juni 2015.
Dalam komunikasi melalui telepon seluler yang berlangsung sepuluh menit itu, Syamsir menyatakan sedang berada di Medan dan akan berangkat ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. “Anaknya yang cewek minta dibelikan boneka. Dan kepada anaknya yang laki-laki, Syamsir bilang akan pulang hari Minggu besok,” tutur Edi.
Namun keinginan anak dan keluarga untuk kembali berkumpul dengan Syamsir pupus sudah. Pria asli Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, itu menjadi salah satu korban meninggal akibat jatuhnya pesawat Hercules C-130.
Kini pihak keluarga berharap jenazahnya tiba di rumah duka untuk dimakamkan di Madiun. “Inginnya seperti itu,” kata Tri Warsini, ibu mertua Syamsir, sembari menahan air mata.
NOFIKA DIAN NUGROHO