KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menjelaskan kenangannya ketika terbang dengan pesawat tempur Hawk MK-53 dalam upacara penyambutan penerbangan terakhir Hawk MK-53 di Lapangan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, 12 Maret 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna membantah pesawat Hercules C-130 yang jatuh di kawasan Padang Bulan, Medan, melebihi kapasitas angkutnya. "Enggak melebihi kapasitas, siapa yang bilang?" kata Agus di sela-sela persemayaman jenazah korban pesawat Hercules C-130 di hanggar Pangkalan Udara Soewondo, Medan, Rabu, 1 Juli 2015.
Menurut Agus, pesawat angkut jenis Hercules C-130 ini mampu membawa penumpang dan barang dengan berat total 135 ton. Pesawat tersebut berangkat pada Selasa, 30 Juni 2015, karena pertimbangan muatannya sudah sesuai dengan kapasitas pesawat. "Jelaslah, kalau melebihi kapasitas, tidak boleh diberangkatkan," ujar Agus. (Baca: Berikut Ini Nama 122 Penumpang Hercules Jatuh di Medan)
Agus menegaskan musibah yang merenggut 122 nyawa itu bukan karena kelebihan kapasitas yang terlihat dari permintaan pilot Kapten Pnb Sandy Permana, yang mengajukan permintaan kembali ke landasan (return to base). "Tidak ada masalah dalam kapasitas, ini jelas musibah," tutur KSAU. (Baca: Riwayat Kecelakaan Hercules di Indonesia)
Namun KSAU mengakui adanya senjata dalam pesawat yang jatuh di kawasan Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, itu adalah peralatan untuk digunakan prajurit TNI Angkatan Darat dan Angkatan Udara yang sedang pergantian tugas. "Angkatan Darat mau aplus, kan, bawa senjata, Paskhas yang aplusan juga membawa senjata," ucap Agus.
Namun perwira tertinggi TNI Angkatan Udara itu menegaskan semua senjata yang dibawa ke pesawat sudah ditemukan dan diamankan.