Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat
Editor
Maria Rita Hasugian
Senin, 29 Juni 2015 07:14 WIB
TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Luar Negeri mengaku belum menerima surat bukti pelanggaran wilayah udara Ambalat oleh Malaysia dari Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Bukti tersebut diperlukan untuk mengirim nota protes ke pemerintah Malaysia.
"Sampai Jumat pekan lalu kami belum terima," kata Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Ferry Adamhar ketika dihubungi Tempo, Minggu, 28 Juni 2015.
Menurut Ferry, jika Kementerian Luar Negeri menerima laporan dari Kemenkopolhukam, selanjutnya dia akan membuktikan titik koordinat pelanggaran wilayah di Ambalat. Tujuannya agar Kementerian Luar Negeri dapat memastikan keaslian dan kebenaran bahan nota protes tersebut. "Jika sudah pasti, baru kami bikin nota protes dan kami kirim," kata Ferry.
Menurut Ferry, Kementerian Laur Negeri sebenarnya sudah mengirim nota protes terkait pelanggaran wilayah udara Ambalat ke Malaysia pada Februari lalu. "Tapi saat itu pelanggarannya bukan cuma Malaysia," kata dia.
Ferry sendiri yakin pelanggaran wilayah tersebut tidak akan berujung seperti pulau Sipadan dan Ligitan yang jatuh ke tangan Malaysia. Alasannya, jalur diplomasi dengan Malaysia terbuka lebar. Selain itu pemerintah punya bukti kuat bahwa Ambalat adalah wilayah kedaulatan Indonesia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Muhammad Fuad Basya mengatakan TNI telah mengirimkan bukti pelanggaran wilayah udara di Ambalat, Kalimantan Utara, ke Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. "Sudah kami kirim sekitar dua pekan lalu," kata Fuad ketika dihubungi Tempo, Minggu, 28 Juni 2015.
Satuan Radar Tarakan TNI Angkatan Udara mencatat sepanjang 2015 sudah terjadi sembilan kali pelanggaran wilayah udara di Ambalat yang dilakukan oleh Malaysia. Angkatan Udara sudah merespons dengan melakukan sejumlah patroli pesawat tempur di Tarakan dan Ambalat. Ketika pesawat tempur TNI AU patroli, tidak ada satu pun pesawat Malaysia yang berani masuk ke Ambalat. Namun jika pesawat tempur TNI AU meninggalkan Tarakan, pelanggaran terjadi lagi.
INDRA WIJAYA