TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta memetakan sedikitnya ada empat jalur mudik di wilayahnya yang rawan longsor. Pihak BPBD pun mempersiapkan tambahan sejumlah rambu untuk dipasang di jalan masuk yang melewati tebing-tebing sisi jalan jalur tersebut. Keempat jalur rawan longsor itu tersebar di Kecamatan Patuk, Semin, Ponjong, dan Ngawen.
“Jalur yang rawan itu menjadi jalur alternatif menuju wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, “ ujar Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul Soeharto kepada Tempo, Jumat, 26 Juni 2015. Jalur itu berada di wilayah Gunungkidul bagian utara, timur, dan barat yang menjadi jalur tembus dengan kabupaten perbatasan seperti Klaten, Wonogiri, dan Pacitan.
BPBD mencatat, beberapa kali peristiwa longsor di pinggir jalan sempat terjadi saat musim penghujan lalu. Meski begitu, tebing batuan kapur sepanjang jalan di Gunungkidul dinilai lebih kuat dibanding tebing kapur wilayah pantai. “Selama ini hanya kerikil-kerikil,” ujar Soeharto.
Peristiwa longsornya material batu ke tengah jalan dengan volume besar sempat terjadi awal tahun lalu di jalur utama Kecamatan Ponjong dan Patuk. Namun peristiwa itu tak sampai menelan ada korban luka atau jiwa. “Yang jadi antisipasi kalau kebetulan tiba-tiba hujan. Sedangkan kondisi tebing pinggir jalan sekarang itu kering akibat panas kemarau, berpotensi lebih labil,” ujarnya. Ketinggian tebing di wilayah Gunungkidul cukup bervariatif sekitar 5 -15 meter dengan lebar jalan-jalan di bawahnya sekitar 8-10 meter.
Dari 18 kecamatan yang ada, wilayah jalan protokol yang tak terlalu banyak diwarnai tebing curam hanya Kecamatan Wonosari. Sedangkan di bagian perbatasan relative curam. “Rambu rawan longsor baru ada di Kecamatan Patuk, kami akan tambah untuk kecamatan lain yang rawan secepatnya,” ujarnya. BPBD menyarankan para pemudik yang melintasi jalan bersisi tebing dalam kondisi hujan waspada. “Sebisa mungkin pilih jalur lain demi keamanan."
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul Eddy Praptono menuturkan untuk persiapan lebaran ini, pemerintah fokus mengebut perbaikan infrastruktur yang menjadi jalur utama pedesaan. Dengan pertimbangan jalur protocol utama kabupaten-provinsi rata-rata sudah baik kondisinya.
"Porsi anggaran perbaikan infrastruktur di pedesaan sebesar 60 persen, agar pemudik dan warga nyaman saat melintas jalur pedesaan," ujar Eddy. Catatan Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul dari total 680 kilometer jalan di wilayah itu, masih tercatat 15 persen atau sepanjang 104 kilometer jalan kondisinya rusak berat dan 68 kilometer rusak sedang.
PRIBADI WICAKSONO