Aktivis Yogyakarta Tolak Dana Aspirasi DPR  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 25 Juni 2015 16:08 WIB

Wakil Ketua DPR selaku Ketua Rapat, Fahri Hamzah (tengah) berbicara dalam Rapat Paripurna DPR RI di Gedung Nusantara II, Jakarta, 23 Juni 2015. tujuh fraksi partai politik lainnya menyampaikan dukungannya terhadap dana aspirasi dalam rapat Badan Legislatif. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Yogyakarta – Bergulirnya usulan dana aspirasi atau Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada pemerintah turut membuat waswas sejumlah aktivis antikorupsi di Yogyakarta.

Dana aspirasi tersebut disetujui DPR dalam rapat paripurna kemarin. Total dana yang diajukan Rp 11,2 triliun dengan alokasi Rp 20 miliar tiap anggota Dewan. DPR berdalih, anggaran tersebut diperlukan untuk membangun daerah pemilihannya.

“Kami sangat khawatir, sampai daerah, dana itu jadi bancakan dan hanya untuk kelompok tertentu,” ujar aktivis Jogja Corruption Watch, Baharuddin Kamba, kepada Tempo, Kamis, 25 Juni 2015.

Baharuddin mengatakan potensi korupsi di daerah justru akan lebih subur jika pengajuan dana aspirasi oleh DPR disetujui pemerintah Joko Widodo. “Dana hibah dan bantuan sosial di daerah yang relatif sedikit saja jarang dinikmati merata masyarakat, apalagi dana aspirasi yang kewenangannya dipegang perorangan,” ucap Baharuddin.

Dengan kondisi peta partai politik lokal dan nasional yang karakternya belum bisa mengangkat aspirasi publik secara proporsional dan masih sarat kepentingan, Baharuddin mendesak pemerintah dan DPRD menolak usulan dana aspirasi itu. “Ini (dana aspirasi) bisa menjadi bancakan elite saja dan mengacaukan pengawasan yang seharusnya jadi fungsi wakil rakyat,” tuturnya.

Berbeda dengan aktivis yang menolak dana aspirasi, Untung Supriyanto, anggota Badan Anggaran DPRD Kota Yogyakarta yang juga Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, mengamini adanya dana aspirasi untuk anggota DPR. Untung Supriyanto optimistis dana itu akan tepat sasaran dan membantu pembangunan daerah.

Ia mencontohkan, jika anggota DPR asal DIY saat ini ada delapan orang dan dikalikan Rp 20 miliar sesuai jatah masing-masing, DIY mendapat tambahan anggaran Rp 160 miliar. "Dana itu bisa untuk membackup program yang selama ini belum tersentuh eksekutif," katanya.

Untung menuturkan dana aspirasi menjadi alternatif ketika APBD tak pernah terserap maksimal tiap tahunnya, sehingga banyak program tak terlaksana. Misalnya, APBD Kota Yogyakarta tahun 2014 sebanyak Rp 1,4 triliun masih tersisa Rp 430 miliar.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

18 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

59 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Studi Demokrasi Rakyat Laporkan Anggota DPR ke KPK, Diduga Beli Suara agar Menang Lagi di Pemilu 2024

24 Februari 2024

Studi Demokrasi Rakyat Laporkan Anggota DPR ke KPK, Diduga Beli Suara agar Menang Lagi di Pemilu 2024

Dalam laporan ke KPK disebutkan hasil korupsi itu diduga untuk membeli suara dalam kontestasi Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

23 Februari 2024

Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya