TEMPO Interaktif, Solo:Polisi Wilayah Surakarta, Jawa Tengah mewaspadai delapan titik yang dianggap rawan sebagai pelarian pelaku peledakan bom Jimbaran-Kuta. Setiap titik disiagakan 18 personel yang merupakan gabungan dari petugas bagian reskrim, samapta, intel, satlantas hingga Brimob. "Ttitik-titik itu kami awasai selama 24 jam penuh. Setiap anggota harus siap di tempat. Mereka tidak boleh cuti atau libur,"kata Kapolwil Surakarta, Komisaris Besar Abdul Madjid. Ke delapan titik yang mendapat prioritas pengawasan diantaranya adalah wilayah Prambanan, Klaten yang merupakan daerah perbatasan dengan Yogyakarta, kemudian Sambung Macan Sragen, yang berbatasan dengan Ngawi Jawa timur. Selain itu juga wilayah, Giriwoyo dan Giritontro Wonogiri, serta Tawangamangu, Karanganyar, yang juga berbatasan dengan Jawa Timur. "Petugas melakukan penyisiran hingga daerah-daerah terpencil,"ujarnya.Sumber di Polwil menyebutkan, saat ini sejumlah timkhusus dari Bali dan Mabes Polri sedang melakukanpencocokan tiga tersangka pelaku bom bunuh diri denganmendatangi sejumlah tempat di sekitar Solo.Tempat-tempat yang didatangi adalah lokasi yang pernahmenjadi persembunyian pelaku bom Bali I tahun 2002lalu. Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjojuga mengaku belum didatangi oleh aparat berkaitanpencarian informasi mengenai identitas pelaku bombunuh diri tersebut. Sekretaris Pondok Ngruki, FikriIrsyad dengan agak berang malah mempertanyakankaitannya pencocokan foto dengan pondok Ngruki. "Kalaumau mencocokan, ya, ke kebun binatang sana. Memangnyakenapa kok mau mencocokan ke sini,"kata Fikri dengannada tinggi.Direktur Pondok Al Mukmin, Wahyuddin menyatakan setelah melihat foto tiga pelaku bom bunuh diri yang diumumkan polisi, dia yakin kalau ketiganya bukan alumni Ngruki, apalagi ustadz Ngruki. "Setelah melihat foto ketiganya, saya tidak kenal. Ustadz di sini juga ndak ada yang kenal,"katanya. Imron Rosyid