Sejumlah anak menyalakan lilin untuk berdoa dan mengenang Angeline saat acara A Candlelight Memorial For Angeline di Pantai Matahari Terbit, Denpasar, Bali, 13 Juni 2015. Acara ini mengkampanyekan anti kekerasan terhadap anak. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Denpasar - Kepala lingkungan Kebon Kuri, Kelurahan Kesiman, Ketut Sutapa, mengatakan upacara adat pembersihan roh Angeline belum bisa dilakukan karena menelan biaya besar. Angeline ditemukan meninggal di rumah ibu angkatnya, Margriet Megawe.
"Karena kejadiannya gini bisa besar sampai Rp 50 juta lebih," ucap Sutapa, Minggu, 14 Juni 2015. Jadi, ujar dia, upacara belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.
Menurut Sutapa, upacara dilakukan untuk menyucikan daerah tersebut dari bala, sekaligus mendoakan agar Angeline tenang di akhirat.
Sutapa mengaku saat ini masih rembukan dengan warga untuk pendanaan upacara. Namun, meski belum ada upacara adat, tutur Sutapa, doa dengan skala kecil sering digelar komunitas setempat.
Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei lalu. Polisi akhirnya menemukan bocah cantik ini terkubur membusuk di bawah pohon pisang di pekarangan rumahnya pada 10 Juni 2015.
Jasadnya dibalut kain seperti seprai berwarna terang yang telah bercampur dengan warna tanah. Polisi juga menemukan tali dan boneka yang dikubur beserta Angeline.