Sejumlah siswa Sekolah Dasar melakukan doa bersama untuk arwah Angeline (8) sebelum pembagian raport di SD Negeri 12 Sanur, Denpasar, Bali, 12 Juni 2015. Angeline bocah yang sempat dikabarkan hilang, ditemukan tewas di belakang rumahnya pada 10 Juni 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
TEMPO.CO, Banyuwangi - Jenazah Angeline, bocah 8 tahun yang tewas dibunuh, belum boleh dibawa pulang ke Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepala Dinas Sosial Banyuwangi Alam Sudrajat mengatakan jenazah Angeline masih dibutuhkan kepolisian untuk pengembangan penyelidikan. “Jadi belum pasti kapan jenazah boleh dimakamkan,” kata Alam Sudrajat saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 Juni 2015.
Dinas Sosial Banyuwangi bersama satuan kerja terkait sejak Kamis kemarin berada di Bali untuk memfasilitasi kepulangan jenazah Angeline. Orang tua kandung Angeline, Hamidah, sebelumnya meminta agar jenazah anaknya dimakamkan di kampung halamannya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.
Menurut Alam Sudrajat, pihaknya hari ini bertolak kembali ke Banyuwangi, termasuk memulangkan satu unit ambulans. Pemerintah kabupaten akan datang ke Bali apabila sudah ada kepastian kapan jenazah Angeline bisa dibawa pulang.
Meski belum ada kepastian, keluarga Angeline di Banyuwangi mulai bersiap-siap menyambut kedatangan jenazah. Menurut adik kandung Hamidah, Yatimah, keluarga sudah menyiapkan lahan untuk makam Angeline di tempat pemakaman umum desa setempat. TPU tersebut berjarak 200 meter dari rumah keluarga Angeline. “Lahan makam sudah kami bersihkan,” ujarnya.
Menurut Yatimah, makam Angeline nantinya berada di dekat makam kakek dan buyutnya. Selama ini keluarga Angeline di Banyuwangi baru mengetahui wajah bocah kelas II SD tersebut lewat media massa.