Peternak sapi potong membersihkan kandang sapi di Kelurahan Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (18/7). TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Surabaya - Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur mengaku terjadi kekurangan sapi siap potong di semua Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jawa Timur. “Akibatnya, sejak seminggu ini terjadi kenaikan harga sapi potong di feedloter,” kata Ketua PPSDS Jawa Timur Muthowif kepada Tempo, Rabu, 10 Juni 2015.
Dari catatannya, harga sapi siap potong saat ini mencapai Rp 42.500-44.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga sapi siap potong masih pada kisaran Rp 40 ribu. Kenaikan harga diduganya akibat kesulitan para penjagal mencari sapi siap potong di Jawa Timur.
"Padahal permintaan daging menjelang Ramadan mulai meningkat sejak beberapa waktu yang lalu," ujar Muthowif.
Untuk menutupi kekurangan itu, para pedagang memilih untuk mendatangkan sapi dari luar pulau. Kata Muthowif, pihaknya membeli sapi yang didatangkan dari Bali dan Lampung. Sapi ini kemudian didistribusikan ke 166 RPH di seluruh Jawa Timur. Mereka rata-rata memotong 20-180 ekor per hari.
"Karena kebutuhan meningkat, terjadi kekurangan pasokan 20-30 persen," tuturnya.
Dia khawatir, jika hal ini terus terjadi, harga daging pada tingkat feedloter bakal terus merangkak naik hingga Idul Adha mendatang. Karena itu, pihaknya meminta agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mengambil kebijakan untuk mengendalikan pasokan sapi.
Namun, secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Maskur membantah bahwa di Jawa Timur sedang terjadi krisis sapi. Dia menyebutkan, di Jawa Timur, ada 850 ribu sapi siap potong dalam setahun terakhir. “Lima ratus ribu ekor untuk konsumsi warga Jatim sendiri, 350 ribu ekor untuk ekspor kebutuhan nasional,” ucapnya kepada Tempo.
Maskur juga mengklaim bahwa kenaikan harga sapi masih cukup stabil dan terkendali. Dia memperkirakan pada bulan Ramadan ini memang akan ada lonjakan harga sekitar 5-10 persen saja. Setelah itu akan kembali normal seperti hari-hari biasa.