Jaksa Agung: DL Sitorus Agitasi Warga Tolak Eksekusi Sawit

Reporter

Senin, 8 Juni 2015 16:28 WIB

DL Sitorus

TEMPO.CO, Medan - Pemerintah belum bisa memastikan jadwal eksekusi lahan perkebunan kelapa sawit PT Torganda milik pengusaha Darianus Lungguk atau DL Sitorus yang berada di kawasan Register 40 Padang Lawas, Sumatera Utara.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno memastikan, pemerintah tetap mengeksekusi perkebunan sawit milik DL Sitorus, karena sudah berkekuatan hukum tetap Mahkamah Agung.

Saat ini, ujar Tedjo, persiapan eksekusi terus dimatangkan termasuk sosialisasi kepada masyarakat di sekitar perkebunan yang berada dalam kawasan hutan tersebut. "Pemerintah akan berhati-hati melakukan eksekusi sebab DL Sitorus dan anak buahnya berusaha membenturkan antara rakyat atau pekerja dengan pihak pemerintah," kata Tedjo usai rapat membahas eksekusi di Kantor Gubernur Sumatera Utara di Medan, Senin 8 Juni 2015.

Tedjo menjelaskan tidak boleh ada korban dari masyarakat. Pemerintah sudah sepakat apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo, bahwa manajemen perkebunan DL Sitorus diserahkan kepada negara, tetapi masyarakat tidak akan terganggu. Hasil kebun DL Sitorus, kata Tedjo, akan masuk ke negara dan tidak boleh ke perorangan seperti selama ini.

Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan, yang dilakukan pemerintah bukan eksekusi, melainkan alih manajemen. Menteri Kehutanan, ujar Prasetyo akan mengatur manajemen baru yang lebih bermanfaat untuk masyarakat dan pekerja yang sejak 2009 diabaikan DL Sitorus karena bermasalah hukum.

"Setelah putusan Mahkamah Agung yang sudah berkekuatan hukum tetap, pemerintah tak ragu melakukan eksekusi. Hanya saja perlu pertimbangan agar tidak terjadi konflik. Sebab pihak DL Sitorus dan keluarganya mengagitasi masyarakat dan pekerja untuk menolak eksekusi," tutur Prasetyo.

Rencana eksekusi itu ditolak pengetua adat dari kawasan sekitar perkebunan DL Sitorus yakni Luat Simangambat, Luat Ujung Batu dan Luat Huristak, Kabupaten Padang Lawas, Sumut. Koordinator adat Luat Ujung Batu, Tongku Dulut Raya Hasibuan, menjelaskan, hingga saat ini masyarakat yang hidup di tiga di kasawan Register 40 menolak rencana eksekusi tersebut.

Sebab, katanya, eksekusi ini sarat dengan kepentingan politik dari oknum-oknum yang ingin meraup keuntungan sendiri dengan merampas pengelolaan lahan tersebut. "Kami akan mempertahankan lahan kami dari eksekusi pemerintah," kata Hasibuan.

Selama ini, klaim, Hasibuan, masyarakat yang tinggal dikawasan tersebut sudah merasakan manfaat dari pola pengelolaan hutan adat yang dilakukan oleh manajemen perusahaan PT Torganda dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Pola ini, kata Hasibuan, sudah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lintas generasi yang bekerjasama dengan PT Torganda.

Rencana eksekusi manajemen tanpa mengubah kebijakan terhadap warga yang bermukim pada kawasan tersebut, ujar Hasibuan tidak memiliki aturan yang jelas secara hukum.

Menurutnya tidak ada eksekusi yang bersifat sebagian dalam istilah hukum, sehingga menurut mereka hal ini hanya wacana dari pemerintah untuk mengelabui masyarakat. Dia tetap menolak eksekusi yang cacat hukum seperti itu karena tidak berdasarkan perintah Mahkamah Agung.

SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

11 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

38 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

39 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

46 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

47 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

48 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

48 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

57 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

58 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

59 hari lalu

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya