Penyandang disabilitas tunanetra di Makassar bermain sepak bola. TEMPO/Muhammad Yunus
TEMPO.CO, Makassar - Ini bentuk protes yang unik, dilakukan oleh 22 penyandang disabilitas tunanetra di Kota Makassar. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap sikap pemerintah yang membekukan PSSI, sehingga tidak ada liga nasional yang berlangsung.
Daeng Uki, Ketua Suporter Laskar Ayam Jantan, mengatakan, "Pemerintah harus sadar bahwa sepak bola tidak hanya disukai orang normal. Tunanetra pun suka dengan bola."
Wujud protes dari para tunanetra ini mengundang tawa warga yang menonton di lapangan Karebosi, Makasar. Dengan kondisi tidak bisa melihat, para pemain tetap berusaha menemukan bola. Kemudian ditendang ke arah gawang. Aksi saling dorong antara pemain pun tidak dapat terhindarkan.
Seragam merah yang diberikan oleh panitia kepada dua tim pun seragam sehingga tidak bisa dibedakan mana kawan dan mana lawan. Untuk mendeteksi keberadaan bola, pesepak bola tunanetra dibantu alat berupa kaleng dan gendang. Dalam bola juga diisi kelereng agar bisa mengeluarkan bunyi.