3 Kali Jokowi Keliru: Soal Sukarno Sampai yang Penting Ini

Reporter

Jumat, 5 Juni 2015 07:50 WIB

Jokowi Resmikan Terminal Modern Teluk Lamong

TEMPO.CO , Jakarta: Presiden Joko Widodo sering salah membuat pernyataan saat pidato atau menjawab pertanyaan wartawan. Yang terbaru, tentu saja, soal kota kelahiran Presiden pertama dan Proklamator Sukarno. Tapi sebelumnya, Jokowi setidaknya sudah dua kali melakukan kekeliruan serupa, yakni soal utang IMF dan kebijakan uang muka mobil pejabat. Berikut tiga kekeliruan Jokowi:



1. Kota Kelahiran Sukarno



Presiden Jokowi salah ucap saat pidato peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2015, di alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur. Ia mengatakan tempat kelahiran Presiden Sukarno adalah Blitar, bukan Surabaya.



"Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamotor kita, hati saya selalu bergetar," kata Jokowi. "Saya selalu teringat pidato Bung Karno, 1 Juni 1945. Di depan BPUPKI beliau menyatakan Pancasila. Itulah yang berkobar-kobar dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun."



Kekeliruan itu akhirnya diakui oleh Anggota Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit. Ia meminta maaf pada masyarakat secara umum dan Megawati Soekarnoputri dan keluarga secara khusus terkait dengan peristiwa salah sebut kota kelahiran Presiden pertama Soekarno. Sebagai pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan pidato presiden, Sukardi mengaku kurang teliti.



Advertising
Advertising

"Kesalahan tersebut sepenuhnya adalah kekeliruan saya dan menjadi tanggungjawab saya," ujar Sukardi melalui keterangan tertulis, Jumat, 5 Juni 2015. Ia menceritakan, ketika Jokowi sedang menyusun pidato, Jokowi bertanya pada Sukardi tentang Blitar.



Sukardi pun menjawab bahwa Bung Karno lahir dan disemayamkan di Blitar. "Presiden waktu itu meminta saya untuk memeriksa karena seingat beliau, Bung Karno lahir di Surabaya," katanya.Namun, Sukardi tak memeriksa lebih mendalam dan seksama. Ia tetap menginformasikan pada Jokowi bahwa Bung Karno lahir di Blitar.



2. Utang kepada IMF



Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia masih memiliki utang ke Dana Moneter Internasional ( IMF) ketika ditanya sikapnya yang terkesan anti kepada lembaga ituu saat pidato peringatan Konferensi Asia Afrika.



"Siapa yang bilang anti? Siapa? Kita kan masih minjem ke sana. Itu sebuah pandangan, bahwa perlu suatu tatanan keuangan global yang lebih baik. Jangan memperhatikan negara-negara miskin. Yang kurang, juga diberikan suntikan. Jangan memberatkan. Berikan rangsangan untuk pertumbuhan ekonomi," kata Presiden Jokowi di Bandara Halim Perdanakusumah, 26 April 20015, sebelum berangkat ke Malaysia.



Pernyataan itu kemudian dikoreksi oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menegaskan bahwa Indonesia sudah tidak memiliki utang kepada IMF sejak 2006. Belakangan Menteri Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo. Yang ada hanya, “Standby loan kalau negara perlu,” katanya, 28 April 2015.



3. Uang Muka Mobil Pejabat



Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa ia tidak mengetahui secara rinci isi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2015 tentang Pemberian Fasilitas Uang Muka bagi Pejabat Negara untuk Pembelian Kendaraan Perorangan.



Peraturan yang menimbulkan kontroversi itu akhirnya dicabut. Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, konteks perekonomian di masyarakat menjadi pertimbangan"Terutama tekanan ekonomi global yang mempengaruhi kita itu harus kami perhatikan. Perintah Presiden begitu," kata Pratikno di Kompleks Parlemen, Senin, 6 April 2015



TIKA PRIMANDARI T TIM TEMPO











Berita terkait

Teten: Presiden Jokowi Tak Akan Menanggapi Tudingan Jonru  

31 Agustus 2017

Teten: Presiden Jokowi Tak Akan Menanggapi Tudingan Jonru  

Teten mengatakan Presiden Joko Widodo tidak akan menanggapi pemberitaan tentang unggahan Jonru di akun media sosialnya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pameran Foto, Jokowi: Masih Banyak yang Belum Kita Lihat

28 Agustus 2017

Hadiri Pameran Foto, Jokowi: Masih Banyak yang Belum Kita Lihat

Hasil bidikan para fotografer secara tidak langsung dapat menunjukkan perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Baca Selengkapnya

RAPBN 2018: Target Penerimaan Pajak Dinilai Terlalu Berat  

18 Agustus 2017

RAPBN 2018: Target Penerimaan Pajak Dinilai Terlalu Berat  

Dalam RAPBN 2018, penerimaan perpajakan direncanakan sebesar Rp 1.609,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Memimpin Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata

17 Agustus 2017

Jokowi Memimpin Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata

Jokowi didampingi ibu negara Iriana Jokowi, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istrinya, Mufidah Kalla.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beberkan Proyek Infrastruktur yang Akan Dibangun 2018

16 Agustus 2017

Jokowi Beberkan Proyek Infrastruktur yang Akan Dibangun 2018

DAK fisik akan diarahkan untuk mengejar ketertinggalan
infrastruktur layanan publik.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Optimistis, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,4 Persen

16 Agustus 2017

Pemerintah Optimistis, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,4 Persen

Pertumbuhan ekonomi juga akan dicapai melalui pembangunan ekonomi kawasan Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.

Baca Selengkapnya

Defisit Anggaran di RAPBN 2018 Dipatok 2,19 Persen

16 Agustus 2017

Defisit Anggaran di RAPBN 2018 Dipatok 2,19 Persen

Untuk membiayai defisit anggaran dalam RAPBN 2018, pemerintah
akan memanfaatkan sumber pembiayaan dari dalam negeri dan luar
negeri.

Baca Selengkapnya

Anggaran Belanja dalam RAPBN 2018 Diusulkan Rp 2.204,4 Triliun

16 Agustus 2017

Anggaran Belanja dalam RAPBN 2018 Diusulkan Rp 2.204,4 Triliun

Mengenai anggaran belanja, pemerintahan Jokowi akan
menyalurkan bantuan pangan subsidi dalam bentuk non tunai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bacakan Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2018  

16 Agustus 2017

Jokowi Bacakan Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2018  

RAPBN 2018 disusun dengan berpedoman pada tiga kebijakan utama.

Baca Selengkapnya

Indeks Pembangunan Manusia Membaik, Jokowi: Jangan Cepat Puas  

16 Agustus 2017

Indeks Pembangunan Manusia Membaik, Jokowi: Jangan Cepat Puas  

Indeks pembangunan manusia naik dari 68,90 di tahun 2014 menjadi 70,18 di tahun 2016.

Baca Selengkapnya