Merebaknya Cacing di Yogya: Tanda Bakal Ada Gempa atau..

Reporter

Jumat, 5 Juni 2015 07:43 WIB

Cacing tanah. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bantul, Dwi Daryanto, meminta agar masyarakat tidak panik dengan gejala keluarnya cacing tanah ke permukaan yang dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya gempa. Dia meminta masyarakat Bantul memahami gejala ini sebagai fenomena alam biasa. "Waspada boleh saja, karena Bantul memang rawan gempa, tapi jangan panik," ujarnya 3 Juni 2015.

Dia mengaku memang sempat melihat sendiri ada ratusan cacing tanah keluar ke permukaan di sekitar jalan di dekat rumahnya di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Cacing-cacing itu berwarna hitam sebesar lidi dengan panjang belasan sentimeter. "Saya temui saat lari pagi Selasa kemarin," katanya.


Kepala Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, Djati Mardiatno, mengatakan keluarnya cacing tersebut mirip dengan perilaku laron. Laron mulanya hidup berkelompok di bawah permukaan tanah, tapi kemudian keluar karena habitatnya dipenuhi air dan bersuhu rendah saat datang musim hujan.


Adapun cacing tanah, kata dia, ada kemungkinan keluar ke permukaan karena mencari lapisan yang lebih lembap setelah hujan mendadak pada saat terjadinya suhu kering. Kondisi ini terjadi lumayan panjang pada masa pancaroba akhir Mei dan awal Juni lalu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Muhammad Riyadi. Ia mengatakan gejala tersebut disebabkan oleh adanya perubahan cuaca yang ekstrem. Dia mencatat hujan dengan intensitas tinggi sempat mengguyur kawasan Bantul dan sekitarnya pada rentang 27-30 Mei dan 31 Mei-1 Juni lalu. Hujan ini mendadak turun setelah lama tidak mengguyur kawasan di Yogyakarta.

Berdasarkan catatan pemantauan Stasiun Prekursor Gempa Bumi di Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, dalam satu pekan terakhir, data adanya gempa tidak terlihat. Sejak 25 Mei hingga 2 Juni lalu, perubahan signifikan pada parameter temperatur suhu di bawah permukaan tanah, tekanan, dan emisi radonnya tidak terjadi. Stasiun ini memasang alat detektor di kedalaman sekitar 100 meter untuk memantau kondisi lapisan bawah tanah ketika akan terjadi gempa bumi.


Tak Ada Gejala


Kepala Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada, Sunarno, mengatakan sistem pendeteksi gempa di laboratoriumnya tidak menunjukkan adanya potensi gempa. “Begitu tahu kabar itu, saya langsung cek ternyata tidak ada gejala potensi gempa,” ujarnya.


Advertising
Advertising

Menurut dia, fenomena ini juga terjadi pada saat gempa Kobe di Jepang. “Waktu itu, saya sedang di Jepang. Fenomenanya sama dengan cacing ini,” ujarnya. Namun berkaitan dengan kemunculan cacing tanah, Sunarno mengatakan hal itu adalah fenomena biasa yang terjadi setiap pergantian musim.


Meski tidak ada kaitannya dengan gempa, pakar geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Prasetyadi, mengatakan gejala keluarnya cacing tanah tersebut perlu mendapat kajian yang lebih mendalam. Menurut dia, kesimpulan mengenai penyebab kemunculan cacing tanah ke permukaan masih bersifat dugaan, apakah pertanda gempa atau karena cuaca.


Dia menyarankan fenomena ini bisa dijadikan sebagai bahan awal studi baru mengenai cara mendeteksi terjadinya gempa. "Belum ada kajian mendalam tentang sensor hewan bisa deteksi gempa bumi," ujarnya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM | VENANTIA MELINDA | QBAL MUHTAROM

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

23 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

14 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

14 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

14 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

19 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

25 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya