Sulitnya Membedakan Pengungsi Rohingya dan Bangladesh  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 1 Juni 2015 00:21 WIB

Sejumlah pengungsi etnis Rohingya asal Myanmar antre untuk mendapatkan makanan di tempat pengungsian sementara di Beyeun, Aceh, 31 Mei 2015. Sejumlah daerah ACeh yang dijadikan tempat penampungan warga etnis Rohingya yakni, Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Aceh Timur - Ciri fisik pengungsi Rohingya, Myanmar, dan Bangladesh nyaris tak dapat dibedakan. Tubuh mereka sama-sama kurus kering, tinggi prianya antara 155-165 sentimeter, kulit legam, alis tebal, dan mata bulat.

Perbedaan mereka hanya bahasa. Namun, bagi orang yang tak paham bahasa Bangladesh maupun Myanmar, mendengar mereka bercakap-cakap juga tak membuatnya bisa membedakan.

Walau begitu, kedua kelompok itu tetap harus dipisah. "Pemisahan antara Bangladesh dan Myanmar dilakukan agar tidak ada benturan," kata Soeyono, Kepala Polsek Aceh Timur, di Posko Pengungsi Desa Bayeun, Aceh Timur, Kamis, 28 Mei 2015.

Memang, kata Soeyono, di posko Desa Bayeun itu belum pernah terjadi benturan antarkelompok. Berbeda dengan posko di Kuala Langsa di mana ketegangan antara pengungsi Bangladesh dan Myanmar jelas terlihat.

Walau begitu, pemisahan tetap harus dilakukan karena perlakuan pada dua kelompok itu akan berbeda. Perwakilan Duta Besar Bangladesh telah mendatangi posko itu dan berjanji akan memulangkan warganya. Sementara itu, nasib pengungsi Rohingya belum jelas.

Untuk membedakan mereka, 409 pengungsi di Desa Bayeun telah didata nama, usia, dan asalnya. Mereka terdiri atas 52 orang Bangladesh yang semuanya laki-laki dewasa dan 357 pengungsi Rohingya yang terdiri atas laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Nama dan usia mereka dituliskan dalam sebuah gelang seperti gelang rumah sakit yang harus dikenakan setiap saat.

Selain itu, ada hal unik lain yang digunakan untuk membedakan kedua kelompok itu. Tangan-tangan mereka dilingkari pita warna-warni untuk menandakan mana yang asal Bangladesh dan mana yang asal Myanmar. Pita biru berarti asal Bangladesh, sementara hijau untuk Myanmar.

Sekalipun ada pita pembeda, kebingungan sempat terjadi di posko ini. Saat petugas jaga menghitung pengungsi Bangladesh pada Kamis sore, jumlah mereka menjadi 67 orang. Irwansyah, petugas Satpol PP yang turut menghitung, curiga sebagian warga Myanmar menyamar jadi warga Bangladesh agar bisa ikut dipulangkan.

Staf UNHCR, Ardi Sofinar, memastikan antara pengungsi asal Bangladesh dan Myanmar tak akan tertukar. Selain pita, Ardi punya metode lain untuk mengidentifikasi mereka. "Kami akan mewawancarai mereka, nanti pasti ketahuan dari bahasanya," ujar Ardi.

Kalaupun ada yang bisa kedua bahasa, kata Ardi, stafnya akan memverifikasi lagi dengan mengajukan pertanyaan seputar pengetahuan geografi tentang masing-masing wilayah. "Kalau saya tanya nama desa tetangga di Myanmar, tentu orang Bangladesh tak tahu," ujar Ardi.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

23 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya