Umat Muslim yang melaksanakan haji melakukan tawaf (mengelilingi Kabah) di dalam kompleks Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (10/10). AP/Amr Nabil
1. Tentukan Lokasi Tentukan lokasi masjid, musala, langgar, atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya. Sediakan tongkat lurus panjang 1 sampai 2 meter dan peralatan untuk memasangnya. Siapkan juga jam atau arloji yang sudah dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio, televisi, atau Internet;
2. Jangan Buru-buru Tentukan lokasi di samping atau di halaman masjid yang masih mendapat penyinaran matahari pada jam-jam tersebut serta memiliki permukaan tanah yang datar. Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan pelurus berupa tali dan bandul. Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya rashdul qiblah agar tidak terburu-buru;
3. Amati Bayangan Matahari Saat rashdul qiblah berlangsung amatilah bayangan matahari yang terjadi dengan toleransi +/- 2 menit. Di Indonesia peristiwa rashdul qiblah terjadi sore hari sehingga arah bayangan menuju ke timur. Sedangkan bayangan ke arah Barat agak serong ke utara, yang menjadi arah kiblat yang tepat;
4. Luruskan Lokasi Gunakan tali, susunan tegel lantai, atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin untuk meluruskan lokasi ini ke dalam masjid atau rumah dengan menyejajarkannya terhadap arah bayangan. Selain tongkat lurus, menara, sisi selatan bangunan masjid, tiang listrik, tiang bendera, atau benda lain yang tegak juga bisa digunakan untuk melihat bayangan.
"Bisa juga dengan teknik lain, misalnya bandul yang digantung menggunakan tali sepanjang beberapa meter, maka bayangannya dapat kita gunakan untuk menentukan arah kiblat," ucapnya.