Begini Alasan Jokowi Pilih Anggota Panitia Seleksi KPK

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 26 Mei 2015 06:10 WIB

Presiden Joko Widodo berada di dalam mobil setelah tiba di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, 23 Mei 2015. Jokowi beserta keluarga pulang ke Solo untuk mempersiapkan pernikahan putra sulungnya Gibran Rakabuming dengan Selvi Ananda Putri. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO,Jakarta, Panitia Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi segera mempersiapkan kode etik bagi internalnya sebelum melaksanakan tugasnya. Satu dari bahasannya adalah mengenai perlu-tidaknya anggota panitia melepas posisinya di tempat atau lembaga asalnya.

“Kami akan membuat code of conduct untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan,” kata juru bicara panitia seleksi, Betty Alisjahbana, di Istana Negara, Jakarta, 25 Mei 2015.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon sebelumnya meminta Ketua Pansel KPK, Destry Damayanti, memilih antara mundur dari jabatannya di Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau mundur dari panitia. Destry dia sebut menjabat staf ahli menteri di kementerian tersebut.

Destry merupakan satu dari sembilan anggota Panitia Seleksi yang dipilih Presiden Joko Widodo pada Jumat pekan lalu. Tak seperti sebelumnya, panitia seleksi kali ini diisi sembilan Srikandi dari latar belakang bidang ilmu yang berbeda. Presiden berharap pimpinan KPK yang terpilih bisa semakin menguatkan KPK. Panitia Seleksi kemarin bertemu dengan Presiden selama sekitar satu setengah jam.

Dalam pertemuan itu, Presiden menjamin panitia seleksi bebas dari intervensi Istana. Pemerintah hanya membantu panitia dalam penganggaran dan administrasi melalui Sekretariat Negara. "Saya memberi kepercayaan penuh kepada Pansel untuk bekerja memilih pimpinan KPK yang kredibel, berintegritas, dan dipercaya masyarakat," kata Joko Widodo.

Jokowi mengaku sengaja memilih panitia dari beda latar belakang. Tujuannya supaya komisioner yang terpilih cakap, tak hanya mengerti soal hukum, tapi juga bidang lainnya. Mereka diharapkan ikut memikirkan kelembagaan KPK sebagai institusi negara yang berwibawa dan dapat mengembangkan sistem investigasi modern, sekaligus membangun jaringan dan memiliki kerja sama yang baik di internal maupun antarlembaga," kata dia.

Presiden mencontohkan pemilihan ahli governance dan teknologi informasi yang bertujuan agar pimpinan KPK memiliki bekal kemampuan bidang tersebut dalam pemberantasan korupsi. Contoh lainnya, ahli manajemen ekonomi untuk mendapatkan pimpinan KPK yang cakap dalam bidang pencucian uang. “Kemudian ahli psikologi supaya pimpinan KPK berintegritas karena korupsi menyangkut perilaku," kata Jokowi.

ARTIKA RACHMI FARMITA | TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

64 Orang Lolos Seleksi Pejabat KPK

18 Maret 2022

64 Orang Lolos Seleksi Pejabat KPK

Adrianus mengatakan kandidat pejabat KPK itu akan mengikuti seleksi lanjutan, yaitu asesmen kompetensi manajerial dan sosial kultural.

Baca Selengkapnya

Peserta Seleksi Jubir KPK Tak Ada yang Lolos

29 Januari 2021

Peserta Seleksi Jubir KPK Tak Ada yang Lolos

Saat ini, jubir KPK masih sebatas pelaksana tugas, baik bidang pencegahan maupun penindakan.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Menjelaskan Soal Etika Irjen Firli Bahuri

12 September 2019

Pansel KPK Menjelaskan Soal Etika Irjen Firli Bahuri

Irjen Firli, menurut Pansel Capim KPK Indriyanto Seno Adji, memiliki tingkat konsistensi terbaik.

Baca Selengkapnya

Cerita Massa Pendukung Revisi UU KPK Bingung Isi Protes di DPR

11 September 2019

Cerita Massa Pendukung Revisi UU KPK Bingung Isi Protes di DPR

Sunirah, 40 tahun, berdandan dari pukul 10.00 WIB pada Selasa pagi, sebelum ikut demo mendukung revisi UU KPK.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Masinton: KPK Tak Perlu Lagi Tangani Kasus Ecek-ecek

2 September 2019

Anggota DPR Masinton: KPK Tak Perlu Lagi Tangani Kasus Ecek-ecek

Setelah 10 nama capim KPK diumumkan, Komisi III DPR akan meminta masukan masyarakat terkait rekam jejak 10 nama tersebut.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Merasa Belum Berhasil Pimpin KPK, Kenapa?

27 Agustus 2019

Alexander Marwata Merasa Belum Berhasil Pimpin KPK, Kenapa?

KPK, kata dia, harusnya menjadi trigger mechanism penegak hukum lain seperti polisi dan jaksa agar tidak korupsi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Curigai Pansel KPK Bentukan Jokowi

18 Mei 2019

Koalisi Antikorupsi Curigai Pansel KPK Bentukan Jokowi

Koalisi Antikorupsi mencurigai pansel KPK bentukan Jokowi sebagai kompromi elit

Baca Selengkapnya

Kata Pukat UGM Soal Nama-nama Panitia Seleksi KPK

18 Mei 2019

Kata Pukat UGM Soal Nama-nama Panitia Seleksi KPK

Dari komposisi panitia seleksi KPK itu tak terlihat apa yang dikehendaki Presiden Jokowi untuk menjawab kebutuhan KPK empat tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Fahri Desak Febri Diansyah Diganti, ICW: Itu Penilaian Pribadi  

15 Agustus 2017

Fahri Desak Febri Diansyah Diganti, ICW: Itu Penilaian Pribadi  

Koordinator ICW Adnan Topan Husodo mengatakan usul Fahri Hamzah soal penggantian juru bicara KPK, Febri Diansyah, sebagai penilaian pribadi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fahri Hamzah Sarankan Juru Bicara KPK Segera Diganti  

14 Agustus 2017

Penyebab Fahri Hamzah Sarankan Juru Bicara KPK Segera Diganti  

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyarankan juru bicara KPK segera diganti karena lebih cocok dijabat penyidik.

Baca Selengkapnya