TEMPO.CO, Semarang - Konflik internal pengurus pusat Partai Persatuan Pembangunan menjalar ke daerah. Di Jawa Tengah, kepengurusan partai berlambang Ka’bah itu terbelah menjadi kepengurusan yang diketuai Masruchan Samsuri dari kubu Romahurmuzy dan kepengurusan yang dipimpin Wafi Maimun Zubair dari kubu Djan Faridz. “Kenyataannya saat ini memang ada dua DPW PPP Jawa Tengah,” kata Masruchan kepada Tempo di Semarang, Senin, 25 Mei 2015.
Selama ini, DPW PPP Jawa Tengah diketuai Masruchan. Ia menggantikan Arief Mudatsir, yang meninggal beberapa bulan lalu. Masruchan sendiri lebih condong mengikuti pengurus PPP hasil Muktamar Surabaya yang menghasilkan kepemimpinan Romahurmuzy.
Namun, kata Masruchan, selama ini ada juga beberapa pengurus PPP Jawa Tengah yang condong ke kubu Djan Faridz. “Itu tidak apa-apa. Kami menghargai sikap pengurus yang ke Djan Faridz,” ujar Masruchan. Sesuai perintah hasil Muktamar Surabaya, kata dia, DPW PPP Jawa Tengah akan menggelar musyawarah wilayah pada Selasa, 26 Mei 2015.
Masruchan mengklaim sudah membicarakannya dengan pengurus yang selama ini condong ke kubu Djan Faridz. Namun belakangan PPP kubu Djan Faridz mengeluarkan surat keputusan menunjuk kepengurusan PPP Jawa Tengah yang baru di bawah ketua Wafi Maimun Zubair. Jumat lalu, kubu ini sudah membentuk kepengurusan PPP Jawa Tengah.
Kini, kata Masruchan, PPP di Jawa Tengah bagaikan satu rumah dengan dua kamar. Beberapa kepengurusan PPP kabupaten/kota di Jawa Tengah juga terbelah. Namun Masruchan mengklaim dua kepengurusan itu rukun-rukun saja. Tak ada kemelut yang tajam. Sebab, mereka masih menggunakan satu kantor, hanya beda nomenklatur nama kepengurusan.
Masruchan yakin dualisme kepengurusan PPP di daerah akan selesai jika kepengurusan di pusat sudah tidak ada dualisme. Masruchan sendiri mengklaim condong ke kubu Romahurmuzy demi menyelamatkan PPP Jawa Tengah, apalagi harus menghadapi pemilihan kepala daerah di 21 kabupaten/kota.
Wakil Sekretaris PPP Jawa Tengah Muhammad Mustafid menyatakan PPP kubu Masruchan hendak menggelar musyawarah wilayah yang tidak dikehendaki para kiai dan ulama PPP. “Kami melarang pengurus DPC hadir dalam muswil itu,” tutur Mustafid.
ROFIUDDIN
Berita terkait
Siapa di Balik Konflik PPP
13 September 2022
Benarkah ada tangan kekuasaan di balik konflik PPP? Apa motifnya?
Baca SelengkapnyaSuharso Monoarfa Didemo Kader PPP untuk Mundur
14 Juni 2022
Somad juga menuding Suharso Monoarfa tidak menerapkan demokrasi dalam PPP.
Baca SelengkapnyaPPP Romahurmuziy Ancam Pidana Djan Faridz Cs Jika Gelar Mukernas
14 November 2018
PPP kubu Romahurmuziy mengancam akan membawa Djan Faridz Cs ke ranah pidana jika mereka tetap menggelar Mukernas.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Mundur, PPP Djan Faridz Belum Bahas Dukungan Pilpres
30 Juli 2018
Dalam waktu enam bulan ini, PPP kubu Djan Faridz akan menggelar muktamar luar biasa untuk memilih ketua umum tetap.
Baca SelengkapnyaHumphrey Djemat Jadi Plt Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta
30 Juli 2018
Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Djan Faridz mengundurkan diri dengan alasan belum bisa menyatukan dua kubu PPP yang terbelah.
Baca SelengkapnyaDari Yogya, Tokoh Senior Partai Ka'bah Deklarasikan PPP Khittah
4 Mei 2018
Tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan mendeklarasikan PPP Khittah di kantor Dewan Pimpinan Wilayah partai Ka'bah Yogyakarta, Jumat 4 Mei 2018.
Baca SelengkapnyaPasca-Putusan MA, PPP Kubu Romahurmuziy Ajak Djan Faridz Gabung
26 Desember 2017
Dia mengingatkan bahwa seluruh elemen pengurus PPP sedang mempersiapkan langkah besar di Pemilu 2019.
Baca SelengkapnyaKhawatir PPP Terkubur di 2019, Lulung Bentuk Majelis Asy Syura
2 Agustus 2017
Lulung mendesak kubu Romi dan Djan Faridz segera islah dan menghentikan koflik internal di PPP.
Baca SelengkapnyaPendudukan Kantor DPP PPP, Polda: Tidak Terjadi Perusakan
17 Juli 2017
Argo mengatakan tidak terjadi perusakan kantor Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Senin dinihari.
Baca SelengkapnyaPPP Kubu Djan Faridz Bersedia Islah dengan Kubu Romy, tapi...
16 Juli 2017
Humprey Djemat tidak mengakui klaim Romahurmuziy pasca-dikabulkannya PK oleh Mahkamah Agung.
Baca Selengkapnya