Warga Jambi Keluhkan Polusi Pabrik Karet

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 21 Mei 2015 15:25 WIB

Ilustrasi. scsheavy.com

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan pabrik karet (crumb rubber) milik PT Djambi Waras dan PT Remco yang berada di tengah pemukiman warga Kelurahan Tanjung Johor, Kecamatan Pelayangan, Jambi Seberang, Kota Jambi, sangat meresahkan warga.

"Kami setiap saat harus menghirup udara tak sedap yang berasal dari dua perusahaan pabrik karet ini. Namun yang paling menyiksa pada saat matahari sedang terik bau busuk menyengat hingga mencapai dua atau tiga kilometer dari lokasi pabrik," kata Abdul Muis, 65 tahun, salah seorang warga RT V Kelurahan Tanjung Johor, kepada Tempo, Kamis, 21 Mei 2015.

Menurut Muis, warga dibeberapa kelurahan Tanjung Johor, Desa Niaso Kecamatan Muarosebo, Kabupaten Muarojambi dan sekitarnya, merasakan penderitaan ini sejak puluhan tahun lalu.

"Kami warga di sini sejak dulu menyampaikan keluhan ini, baik kepada pihak perusahaan maupunke pemerintah daerah disini, tapi tidak mendapat tanggapan serius. Buktinya kondisi seperti ini tetap saja tidak ada perubahan," ujarnya.

Direktur Operasional PT Djambi Waras, Supanto Tamba, mengakui udara tak sedap itu berasal dari pabrik karet miliknya dan pabrik karet lain yang ada di kawasan Kelurahan Tanjung Johor.

"Kami tak menampik kalau bau busuk dikeluarkan dari pabrik, tapi bau itu tidak mengganggu kesehatan warga. Kami pun telah memberi obat berupa semprotan Diorap untuk mengurangi bau tak sedap tersebut," kata Supanto.

Menurut Supanto, bau busuk itu berasal dari getah karet yang kualitasnya kurang bagus, dibeli dari petani karet yang ada di Provinsi Jambi. "Kami juga telah melakukan pembinaan terhadap para petani karet di derah ini dengan tujuan dapat meningkatkan mutu dan menghilangkan bau busuk," ujarnya.

Pabrik karet milik PT Jambi Wras ini berkafaitas 5.000 ton per bulan, dibangun sejak tahun 1967. Lokasi kedua pabrik ini, baik PT Djambi Waras maupun PT Remco tepat di pinggir Sungai Batanghari.

Berdasarkan pantauan Tempo, pabrik Karet milik PT Djambi Waras baru meresmikan kolam pembuangan limbah yang meghabiskan dana sekitr Rp 8,5 miliar. Bekas limbah cair pabrik dialiri ke Sungai Batanghari sudahbtidak lagi berbahaya.

PT Djambi Waras, menurut Supanto, sudah mendapat predikat standar bitu, artinya sudah melebihi ketentuan aturan penerintah terkait pengelolaan limbah.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Rosmeli, mengakui kalau dia menghadiri peresmian penggunaan kolam pengelolaan limbah PT Djambi Warass dua hari lalu. Dan itu sudah memenuhi standar," ujarnya.

SYAIPUL BAKHORI

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

23 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

42 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Lagi, KPK Tahan 5 Penerima Suap Zumi Zola

15 Agustus 2023

Lagi, KPK Tahan 5 Penerima Suap Zumi Zola

KPK menahan 5 tersangka penerima suap dari mantan Gubernur Jambi, Zumi Zola. Masih ada 6 orang yang belum ditahan.

Baca Selengkapnya