Laguna Segara Anakan Cilacap Kini Tinggal Sedengkul  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 21 Mei 2015 15:17 WIB

Pulau Nusakambangan. DOK/TEMPO/Bernard Chaniago

TEMPO.CO, Cilacap - Sampah plastik memenuhi di laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah. Timbunan plastik itu memenuhi pulau-pulau kecil yang merupakan hasil endapan lumpur Sungai Citanduy yang berhulu di Jawa Barat. Kerusakan hutan wilayah hulu menggerus tanah sekaligus menggelontor ribuan ton sampah ke laguna. Kini, ada 12 pulau kecil di sekitar muara, tersebar di Desa Ujunggagak, Panikel, Ujungalang, dan Klaces, Kecamatan Kampung Laut.

“Dulu saya mencari ikan, kini mencari sampah untuk dijual,” ujar Sumaryono, 40 tahun, warga Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Kamis, 21 Mei 2015.

Sedimen juga berakibat pendangkalan laguna. Perahu yang ditumpangi Tempo saat berkeliling acap kandas. “Sekitar 20 tahun lalu, dalam laguna bisa 15 meter. Kini hanya 1-1,5 meter,” ucap Wahyono, pegiat lingkungan setempat yang menemani Tempo berkeliling.

Data Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pengelola Sumber Daya Kawasan Segara Anakan Cilacap menyebutkan, pada 1903, luas Segara Anakan masih 6.450 hektare. Pada 2000, luasnya menyusut hingga 1.200 ha, dan kini tinggal 400 ha.

Dampaknya, nelayan sulit mencari ikan. Badrian, 53 tahun, nelayan Desa Ujunggagak yang melaut sejak 1980-an, menceritakan, sekitar 1990, dengan peralatan sederhana, bisa didapat ikan dan udang 40-50 kilogram per hari. Namun kini maksimal hanya 10 kilogram.

Berbagai jenis ikan mulai hilang, seperti belanak, kerapu, dan kembung. Ikan-ikan berharga murah, seperti dawah, lemuru, dan layur, yang dulu tak dianggap, kini jadi target utama. Perairan laguna kini sepi. Setiap hari, hanya terlihat belasan perahu kecil. Anak-anak nelayan, tutur Badrian, lebih memilih merantau ke Jakarta dan Batam.

Peneliti pakar biologi lingkungan dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Erwin R, Adli menyebutkan, pada 1978, luas hutan bakau di perairan laguna mencapai 17.090 ha. Namun kini tersisa 8.495 ha.

Erwin mengingatkan, agar kerusakan laguna tak meluas, salah satu caranya adalah menjaga keasrian bakau di Nusakambangan timur yang masih cukup lebat. Walau diakuinya, tanpa rehabilitasi hulu-hulu sungai yang bermuara ke laguna, upaya konservasi akan selalu kalah cepat ketimbang laju kerusakannya. “Nelayan jadi korban pertama. Mereka tercerabut dari alamnya,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

32 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

48 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

52 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya