Mahasiswa Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK Berintegritas

Reporter

Rabu, 20 Mei 2015 16:04 WIB

Seorang mahasiswa HMI Makassar membakar ban bekas, saat berunjuk rasa menolak kerja sama ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Makassar, 19 Mei 2015. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Malang - Gelombang unjuk rasa silih berganti berdatangan ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang, Rabu, 20 Mei 2015. Gelombang pertama mahasiswa itu mengatasnamakan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), disusul Koalisi Masyarakat Malang Antikorupsi (Kommak), Himpunan Mahasiswa Islam, dan Keluarga Besar Promeg (Pro-Megawati Soekarnoputri).

Mereka berunjuk rasa untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo ke Malang pada 21 Mei 2015. "Pilih Panitia Seleksi KPK berintegritas. Tolak Romli Atmasasmita dan Margarito Kamis," kata juru bicara Kommak, M. Dzikirrullah.

Mahasiswa berharap Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi diisi tokoh-tokoh yang berintegritas tinggi serta profesional. Mahasiswa menilai Romli dan Margarito punya rekam jejak yang melemahkan KPK serta mendukung Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian RI.

Pesan ini disampaikan mahasiswa agar Jokowi memperkuat KPK dalam upayanya memberantas praktek-praktek korupsi di Tanah Air. Mahasiswa khawatir, jika panitia seleksi diisi orang-orang yang selama ini bersikap anti-pemberantasan korupsi, justru akan melemahkan KPK.

Dzikirullah mengaku apa yang ia suarakan merupakan hasil Halaqoh Antikorupsi di Pesantren Tebuireng, Jombang, akhir Maret lalu. Dalam halaqoh tersebut, para ulama dan kiai di Jawa Timur mendukung upaya pemberantasan korupsi. Ulama mendesak Presiden Jokowi menolak segala bentuk intervensi politik yang mengarah pada pelemahan dan kriminalisasi terhadap para pegiat antikorupsi.

Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa juga menggambarkan usaha intervensi yang dilakukan berbagai kekuatan politik yang dianggap membebani Jokowi dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam menentukan Panitia Seleksi KPK. "Jokowi tersandera oligarki politik," ujarnya.

Pengunjuk rasa membentangkan berbagai poster bertuliskan: "Presiden segera reformasi Kepolisian", "Menolak Romli Atmasasmita dan Margarito Khamis", dan "Hapus Oligarki Megawati." Mereka menuntut agar Presiden membentuk Pansel KPK yang berintegritas, menghentikan kriminalisasi terhadap komisioner KPK, serta memecat Budi Gunawan dan Budi Waseso. Meski bertemu dengan isu berbeda, para demonstran tetap menjaga kebersamaan sehingga tak ada bentrok.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

2 jam lalu

Kasus Suap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru

KPK menangkap Abdul Gani Kasuba beserta 17 orang lainnya dalam operasi tangkap tangan atau OTT di Malut dan Jakarta Selatan pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Konflik KPK

6 jam lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

7 jam lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

7 jam lalu

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

8 jam lalu

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

11 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

16 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya