Panen, Tengkulak Serbu Sawah Petani

Reporter

Senin, 18 Mei 2015 06:15 WIB

Buruh tani mengusung batang padi yang usai dipanen, buruh tani memiliki kondisi ekonomi yang mengenaskan, akibat permasalahan modal dan tidak memiliki lahan sendiri. Demak, Jawa Tengah, 1 Mei 2015. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Cirebon - Tengkulak menyerbu sawah petani yang tengah panen. Harga tinggi ditawarkan untuk membeli gabah petani yang baru panen.

“Sekarang ini menjual gabah mudah sekali,” kata Suganda, petani asal Desa Pegagan Kidul Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Selasa 12 Mei 2015. Setiap hari selalu saja ada tengkulak yang mendatangi sawah-sawah petani yang tengah panen.

Dengan kondisi cuaca yang cukup kering, harga gabah pun ditawar tinggi. “Gabah yang baru panen saja, belum melalui proses penjemuran sudah dihargai Rp 3.700 per kilogram,” kata Suganda.

Sedangkan jika sudah mengalami sekali penjemuran dihargai pada kisaran harga Rp 4.300-4.400 per kilogram. Sedangkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) dihargai Rp 3.700 per kilogram.

Tingginya harga gabah menurut Suganda dikarenakan lebih dari sepekan ini di Cirebon tak turun hujan. “Kalau hujan, hanya sebentar dan tidak besar,” kata Suganda. Sehingga gabah sudah cukup kering dan dihargai tinggi pula.

Selain harga tinggi dan penjualan yang sangat mudah, pembayaran pun dilakukan secara tunai. “Kalau tahun lalu masih ada yang dibayar nanti, terutama kalau tengkulaknya sudah kenal,” kata Suganda.

Namun kondisi itu tidak berlaku tahun ini. Karena semua gabah yang baru dipanen dibayar dengan tunai. Suganda pun tentu sangat senang dengan pembayaran tunai. Karena bisa langsung digunakan sebagai modal untuk melakukan tanam di musim tanam berikutnya.

Sekrataris Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Muhidin, saat dikonfirmasi mengungkapkan jika areal tanaman padi yang belum panen di Kabupaten Cirebon tinggal 25 persen.

Sedangkan total tanaman padi di musim tanam rendeng saat ini di Kabupaten Cirebon yaitu seluas 43 ribu hektar. “Jadi tinggal 25 persen yang belum panen,” katanya. Areal tanaman padi tersebut tersebar di Kecamatan Gegesik, Panguragan, Kaliwedi dan Susukan.

Mengenai tengkulak yang menyerbu areal tanaman padi di Kabupaten Cirebon yang mulai panen, Muhidin mengakuinya. Sebenarnya petani di suatu daerah menjadi binaan dari pabrik penggilingan beras yang ada di daerah tersebut. Khususnya untuk pabrik penggilingan beras yang menjadi mitra Bulog. “Sehingga seharusnya mereka pun membeli langsung gabah dari petani,” katanya.

Namun saat ini yang terjadi beberapa pabrik penggilingan beras justru meminta orang lain untuk turun membeli gabah dari petani yang tengah panen. “Mereka kan ingin dapat untung juga,” katanya. Akibatnya mata rantai pembelian gabah pun menjadi panjang.

IVANSYAH

Berita terkait

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

8 Juni 2022

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

Peningkatan kesejahteraan dapat terlihat dari data BPS. Data FAO juga menunjukkan produksi beras di Indonesia melimpah, kedua terbanyak di Asia.

Baca Selengkapnya

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

9 September 2021

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

Tercatat sejumlah peningkatan antara lain produktivitas yang naik dari 34 persen menjadi 42 persen, serta bertambahnya pendapatan petani.

Baca Selengkapnya

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

13 Desember 2018

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

KRKP menyatakan target swasembada beras yang dicanangkan Jokowi sejak empat tahun lalu masih belum bisa mensejahterakan petani.

Baca Selengkapnya

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

17 Maret 2018

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

Budidaya padi dengan Metode Hazton berhasil meningkatkan hasil panen di Sigi, Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

4 Januari 2018

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan para petani di Indonesia banyak yang berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus.

Baca Selengkapnya

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

29 September 2017

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

Hasil Rembuk Nasional Petani mengusulkan dilakukan audit terhadap subsidi pupuk, benih, dan alat pertanian yang tiap tahunnya mencapai Rp 45 triliun.

Baca Selengkapnya

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

13 September 2017

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

Petani di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, enggan menerima tiga unit mesin panen padi dengan ukuran besar yang merupakan bantuan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pekan Kontak Tani Nelayan Ditutup, Peserta Agar Pelopori Daerah

11 Mei 2017

Pekan Kontak Tani Nelayan Ditutup, Peserta Agar Pelopori Daerah

Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) di Banda Aceh berakhir dan para petani dan nelayan diharapkan menjadi pelopor di daerahnya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Siapkan Program Regenerasi Petani  

14 Januari 2017

Kementerian Pertanian Siapkan Program Regenerasi Petani  

Program tersebut untuk mencari bibit-bibit petani muda yang mampu menguasai teknologi pertanian serta berkompetensi di bidang informasi pertanian.

Baca Selengkapnya

1,4 Juta Petani di Jawa Tengah Punya Kartu Tani Tahun Ini

12 Januari 2017

1,4 Juta Petani di Jawa Tengah Punya Kartu Tani Tahun Ini

Sekitar 1.484.221 orang petani di Jawa Tengah akan mendapatkan kartu tani, sehingga tidak lagi terkendala stok pupuk saat masa pemupukan.

Baca Selengkapnya