TEMPO.CO , Jakarta: Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat berencana membicarakan peluang pembahasan revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah dengan Presiden Joko Widodo. "DPR menganggap perlu berkonsultasi dengan presiden," ujar Wakil Pimpinan DPR, Fahri Hamzah, melalui pesan singkat, Minggu, 17 Mei 2015.
Fahri menjelaskan, pertemuan itu dijadwalkan pada Senin, 18 Mei 2015. Forum rapat konsultasi itu merupakan kelanjutan dari pertemuan mereka dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada Senin pekan lalu. "Sifat rapat ini tidak harus ada kesimpulan yang mengikat kedua belah pihak," katanya.
Menurut Fahri, DPR, khususnya Komisi 2, sangat berkepentingan mengajak pemerintah membahas revisi UU tersebut. Agenda itu perlu dibicarakan guna memberikan dasar hukum yang lebih pasti bagi Pilkada serentak yang mencakup 286 wilayah pemilihan.
Selain membicarakan masalah Pilkada, kata Fahri, DPR sangat mungkin membahas isu lain yang terkait persoalan bangsa. Namun, ia enggan merinci topik apa saja yang akan dibahas. "Pertemuan ini adalah sarana untuk mengkomunikasikan persoalan yang sedang dihadapi Pemerintah dan DPR," katanya.
Usulan revisi UU Pilkada digulirkan Dewan Perwakilan Rakyat setelah gagal merayu Komisi Pemilihan Umum untuk menjalankan rekomendasi DPR terkait mekanisme kepesertaan partai yang tengah bersengketa.
Fahri enggan berkomentar saat ditanya rencana DPR menggelar rapat konsultasi bersama Mahkamah Agung, KPU, dan Kemendagri untuk membicarakan percepatan penyelesaian sengketa kepengurusan Partai yang dialami Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan.
RIKY FERDIANTO
Berita terkait
Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
5 jam lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
1 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
2 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
2 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
2 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaTolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS
2 hari lalu
Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
3 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu
3 hari lalu
Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
4 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca SelengkapnyaPeneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
4 hari lalu
PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.
Baca Selengkapnya