Kisah 16 WNI yang Disandera Perusahaan Judi di Kamboja  

Reporter

Sabtu, 16 Mei 2015 16:12 WIB

Ilustrasi. windowstorussia.com

TEMPO.CO, Riau - Kepala Kepolisian Resor Kepulauan Meranti Ajun Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengatakan 16 warga Meranti masih disekap di Provinsi Kandal, Kamboja.

Tiga belas dari 16 orang itu adalah warga Selatpanjang, Riau, yakni Hendra, 21 tahun, Swandi (22), Sedi (21), Toni (20), Yang Yang (25), Johny (22), Teddy (22), Ade Hengki (21), Agus Rianto (20), Winson (20), Candra Lim (25), Wesly (22), Yanto (25). Adapun tiga lainnya warga Batam, yaitu Handy, Rusdiyanto, dan Sukandy.

Mereka ke Kamboja atas ajakan Jefry Sun, warga Jalan Belanak, Selatpanjang, pada Februari 2015. Menurut Zahwani, Jefry bekerja sebagai supervisor pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perjudian di Kandal. Jefry terkadang pulang ke Selatpanjang untuk menemui keluarganya. Jefry dan 16 warga tersebut sudah saling kenal sejak lama. "Mereka bertetangga," kata Zahwani, Sabtu, 16 Mei 2015.

Pada Februari 2015 atau seusai perayaan hari raya Imlek di Selatpanjang, Zahwani melanjutkan, Jefry menawarkan pekerjaan kepada 16 temannya itu. Jefry menangani sendiri segala urusan administrasi dan pembuatan paspor mereka untuk berangkat ke Kamboja. (Baca berita terkait: 16 WNI Disandera, Polisi Periksa Keluarga Jefry Sun)

Menurut Zahwani, semuanya masuk ke Kamboja lewat jalur resmi menggunakan paspor yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Selatpanjang dan Batam. "Mereka berangkat melewati Batam, Singapura, lalu Kamboja. Mereka memiliki paspor resmi," katanya.

Di Kamboja, mereka bekerja di Desa Chrey Thom, Komune Sampov Poun, Distrik Kon Thom, sebuah area judi di Provinsi Kandal. Menurut dia, bisnis perjudian bebas berkembang di sini karena memang dilegalkan oleh pemerintah Kamboja. Namun urusan menjadi pelik karena Jefry membawa lari duit perusahaannya sebesar Rp 2,1 miliar.

Pada saat yang sama, kata Zahwani, 16 pekerja asal Meranti dan Batam itu berniat mengundurkan diri. Mereka ingin pulang ke Indonesia lantaran merasa tidak betah bekerja di tempat judi yang terletak di daerah pedalaman itu. Saat akan pulang itulah mereka ditahan oleh petugas keamanan perusahaan karena dianggap sebagai teman Jefry. "Saat mau pulang, mereka disekap," katanya.

Oleh perusahaan, 16 orang tersebut tidak diperbolehkan meninggalkan Kandal karena dijadikan jaminan. Atas kejadian itu, Kepolisian Resor Kepulauan Meranti langsung berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Riau untuk membebaskan 16 warga Indonesia tersebut.

Zahwani menuturkan kepolisian Indonesia telah berkoordinasi dengan Interpol dan Kementerian Luar Negeri. Saat ini, ujar dia, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kamboja dan kepolisian Kamboja tengah berupaya membebaskan sandera.

Menurut informasi terakhir yang diterima Zahwani, Kedutaan Besar RI dan kepolisian Kamboja telah bertemu dengan perwakilan perusahaan judi itu. Enam belas warga Indonesia itu dinyatakan dalam keadaan baik dan sehat. Saat ini mereka tengah diamankan di sebuah hotel di Kamboja.



RIYAN NOFITRA


Berita terkait

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

3 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

4 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

5 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

5 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

7 hari lalu

Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

10 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

11 hari lalu

Ribuan Demonstran Menuntut Benjamin Netanyahu Bebaskan Sandera yang Ditahan Hamas

Demonstran menuntut ada lebih banyak langkah nyata dari Tel Aviv dalam membebaskan sandera yang sekarang ditahan Hamas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

17 hari lalu

Sembunyi di Bunker Milik Miliuner AS, Netanyahu Didemo Warga Israel

Netanyahu dan istrinya dilaporkan berlindung di dalam bunker di kediaman tersebut pada akhir pekan lalu untuk menghindari serangan rudal Iran.

Baca Selengkapnya

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

25 hari lalu

Satu Jasad Sandera Warga Israel yang Ditahan Hamas Ditemukan

Israel mengkonfirmasi telah menemukan jenazah seorang sandera Hamas yang tewas di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

26 hari lalu

Amerika Serikat Desak Qatar dan Mesir untuk Kunci Kesepakatan dengan Hamas

Keluarga para sandera warga negara Israel akan ke Gedung Putih pada 8 April 2024. Joe Biden mendesak agar ada kesepakatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya