Penjelasan Penyidik BW Soal Kasus Pidana yang Dia Alami  

Reporter

Jumat, 15 Mei 2015 08:35 WIB

Wakil Ketua KPK nonaktif, Bambang Widjojanto didampingi para pengacaranya berjalan keluar Gedung KPK, Jakarta, 24 Februari 2015. Bambang Widjojanto akan menjalani pemeriksaan oleh penyidik Mabes Polri. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Subdirektorat VI Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengaku pernah dipidana selama tiga bulan. Bolly dipidana karena menyalahgunakan wewenang lantaran memindahkan tahanan dua tersangka perampokan di Tol Jagorawi dari Kepolisian Resor Bogor ke Kepolisian Wilayah Bogor.

"Tersangka Tjetje Tajudin meninggal pada hari ke-10 pemeriksaan di Polwil Bogor," kata Bolly saat dihubungi, Kamis, 14 Mei 2015. Dia menjelaskan, "Saya tidak lari dari tanggung jawab karena saya yang menandatangani surat penahanannya," ujar Bolly. Polisi juga menetapkan rekan Tjetje, Nurdin Lubis, sebagai tersangka dalam kasus itu.

Tejtje sempat disebut-sebut meninggal lantaran dianiaya selama pemeriksaan. Bolly menepis dugaan tersebut. Ia mengaku tak mengetahui penyebab meninggalnya Tjetje. "Saya juga tidak tahu riwayat sakitnya seperti apa," ujar mantan penyidik Antasari Azhar, bekas pimpinan KPK, itu.

Karena itu, Bolly menjalani sidang dengan sangkaan penganiayaan dan penyalahgunaan wewenang. Ia pun diputus bebas murni. Dalam hasil sidang militer, Bolly tidak terbukti melakukan penganiayaan, melainkan disangka penyalahgunaaan wewenang. Penyebabnya, berita acara serah terima tersangka tidak dimunculkan ketika sidang. "Saya divonis tiga bulan. Saya tidak kasasi. Sebab itu, saya jalani tiga bulan penjara, tapi bukan karena menganiaya almarhum," ujar pria kelahiran Flores, Desember 1968.

Saat ini lulusan Akademi Polisi 1992 itu diangkat menjadi Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi sesuai dengan Surat Telegram bernomor ST/1065-1067/V/2015. Ketua tim penyidik Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto itu juga sempat menjadi tim penyidik Novel Baswedan pada 2012. Novel dituding terlibat kasus dugaan penembakan pelaku pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004 lalu.

Perjalanan karier Bolly banyak berkaitan di lingkungan Reserse Kriminal. Lulusan Sekolah Staf dan Pimpinan 2008 itu mengawali kariernya di Reserse Polres Kediri, Kepolisian Daerah Jawa Timur.

DEWI SUCI RAHAYU


Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

3 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

4 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

4 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya