Kontras Prihatin Pembaiatan Kaum Syiah Menjadi Sunni  

Reporter

Editor

Kurniawan

Rabu, 13 Mei 2015 12:08 WIB

Sejumlah Muslim Syiah melakukan doa bersama dalam aksi keprihatinan "Malam Seribu Lilin" di Tugu Proklamsi, Jakarta Pusat, (28/8). Mereka berkabung atas terjadinya penyerangan warga Syiah di Sampang, Madura. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Sampang - Komisi Nasional untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) prihatin dengan adanya pembaiatan terhadap pengikut ajaran Syiah untuk kembali ke ajaran Sunni di Kabupaten Sampang, Madura. Koordinator Kontras Surabaya Andi Irfan mengatakan yang lebih ironis lagi, Pemerintah Kabupaten Sampang memiliki andil sehingga acara pembaiatan tersebut terlaksana.

Menurut Andi, sikap Pemkab Sampang tersebut adalah bukti bahwa negara ikut memusuhi kaum minoritas. "Dalam undang-undang sudah jelas bahwa negara wajib menjamin kebebasan beragama setiap warganya," katanya kepada Tempo, Rabu, 13 Mei 2015.

Padahal, ujar Andi, dalam kasus Syiah dan Sunni di Sampang, pemerintah daerah setempat mestinya bersikap netral dan tidak memihak kubu mana pun. Sikap netral itu dibutuhkan agar pemerintah bisa menjadi fasilitator bagi terciptanya perdamaian antara kubu yang berseteru. "Pembaiatan bukan solusi. Negara tidak bisa memaksa warganya pindah keyakinan," ujar dia.

Andi juga mempertanyakan motif acara pembaiatan tersebut diekspose ke media. Yang pasti, kata dia, pembaiatan tersebut makin memperkuat citra kepada masyarakat Sampang bahwa Syiah benar-benar sesat. "Padahal, Syiah bukan aliran sesat," tegas dia.

Pemimpin Syiah Sampang di Rusunawa Puspa Agro, Sidoarjo, Iklil Almilal, kata Andi, sudah tahu soal pembaiatan tersebut. Iklil tidak heran karena bukan kali pertama terjadi. "Ustad Iklil tidak kaget karena prinsipnya tidak ada paksaan dalam beragama," kata dia lagi.

Wakil Bupati Sampang Fadilah Budiono menegaskan pembaiatan tersebut dinilai merupakan satu-satunya solusi agar para pengikut Syiah bisa kembali pulang ke kampung halamannya dan diterima masyarakat. "Silakan tanya sendiri. Baiat itu syarat dari masyarakat kalau pengikut Tajul Muluk ingin pulang ke Sampang," katanya.

Pada Jumat pekan lalu Hanafi bin Dulhalik, pengikut Syiah asal Desa Gadding Laok, Desa Bulu'uran, Kecamatan Karang Penang, dibaiat untuk kembali ke ajaran ahlus sunnah wal jamaah. Acara pembaiatan dilakukan di Pondok Pesantren Darul Ulum Desa Gersempat, Kecamatan Omben. Baiat tersebut diklaim atas kehendak Hanafi yang baru pulang dari Malaysia.

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

10 April 2019

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

Rencana ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa sudah kerap didengungkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

20 Februari 2018

212 Pengungsi Syiah di Sidoarjo Jadi Pemilih Pilkada Sampang

Pilkada Sampang diikuti tiga pasangan calon.

Baca Selengkapnya

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

9 Desember 2017

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

Kontras mengungkapkan aparat keamanan diduga menjadi aktor dominan kasus pelanggaran HAM di Sumatera Utara. Kontras menyoroti praktek tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

7 Desember 2017

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

KontraS menyebutkan kasus La Gode merupakan teguran yang tepat begi profesionalisme TNI

Baca Selengkapnya

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

7 Desember 2017

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

Kasus La Gode menjadi perhatian KontraS.

Baca Selengkapnya

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

6 Desember 2017

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

Kontras menemukan bukti bahwa La Gode sempat menemui istrinya pada masa pelariannya. La Gode menceritakan kekerasan yang dialaminya.

Baca Selengkapnya

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

1 Desember 2017

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

Kontras berharap penyelidikan kasus kematian La Gode berjalan transparan, obyektif dan akuntabel.

Baca Selengkapnya

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

29 Oktober 2017

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

Kontras meluncurkan film dokumenter tentang Yusman Telaumbanua, pemuda Nias yang divonis hukuman mati oleh pengadilan.

Baca Selengkapnya

Kontras Usulkan Komisi Kepresidenan untuk Tuntaskan Kasus HAM

24 Oktober 2017

Kontras Usulkan Komisi Kepresidenan untuk Tuntaskan Kasus HAM

Komisi Kepresidenan dinilai akan memudahkan Presiden Jokowi dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat.

Baca Selengkapnya

Tolak Lupa, Kontras Ajak Warga Piknik ke Lokasi Tragedi Semanggi  

18 September 2017

Tolak Lupa, Kontras Ajak Warga Piknik ke Lokasi Tragedi Semanggi  

Kegiatan ini mengajak masyarakat dan anak muda agar selalu mengingat kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sekaligus membangun kesadaran pada kasus HAM.

Baca Selengkapnya