TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Komisi Bersama Pengaturan Keamanan, Sabtu (10/9), menyepakati penyerahan senjata GAM tahap pertama dilakukan pada 15?17 September. Penyerahan pertama akan dilakukan di Kabupaten Aceh Besar, disusul Pidie dan Bireuen. "Kami belum dapat memberitahukan lokasi persisnya, yang pasti di tiga kabupaten itu," ujar Pieter Feith, ketua tim pemantau keamanan Aceh seusai pertemuan bersama utusan pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka di kediaman resmi gubernur Aceh. Utusan senior GAM Irwandi Yusuf mengatakan, waktu tiga hari itu dibutuhkan untuk mengumpulkan senjata dan membawanya ke lokasi yang disepakati. "Kami tidak bisa lakukan satu hari, butuh waktu untuk mengumpulkan senjata," kata Irwandi. Dalam rapat, GAM setuju mengizinkan wartawan meliput langsung proses penyerahan senjata. Utusan senior pemerintah Indonesia Mayor Jenderal Bambang Darmono memahami GAM butuh waktu untuk mengumpulkan senjata. Ia menjamin, TNI tidak akan menyerang jika berpapasan dengan GAM yang membawa senjata ke lokasi penyerahan. "TNI akan memberi ruang. Koridor ini diberikan karena kami percaya senjata itu untuk dikumpulkan," ujar Bambang. Pangdam Iskandar Muda Mayjen Supidin AS seusai pertemuan mengatakan, tim pemantau telah meminta bahan peledak dari TNI untuk dipakai meledakkan amunisi dan granat milik GAM. Penghancuran senjata akan dilakukan dengan mesin pemotong.Setelah penyerahan senjata, kata Supiadin, TNI akan menarik 25 persen pasukan yang paling lama bertugas di Aceh. Ia mengatakan, TNI butuh waktu sepuluh hari terhitung sejak pemusnahan senjata GAM. "Kalau GAM menyerahkan 25 persen senjatanya, 6.000 personil TNI akan ditarik," ujarnya. Yuswardi