Suasana longsor dan meledaknya pipa PT Geothermal Star Energy, sebuah alat berat dikerahkan untuk membantu membersihkan sisa longsor. Pangalengan, Jawa Barat, 6 Mei 2015. TEMPO/Aditya Herlambang putra
TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berjanji akan membantu penanggulangan longsor Pangalengan. Saat ini, kata Emil--sapaan akrab Ridwan, Pemerintah Kota Bandung masih berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung.
Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan pengadaan alat berat. "Tapi kami masih tunggu koordinasinya. Kami akan berikan sesuai dengan yang dibutuhkan," ujar Emil, saat ditemui wartawan, di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Bandung, Rabu, 6 Mei 2015.
Meski wilayah Pangalengan tak masuk dalam wilayahnya, pemerintah Bandung menilai Pangalengan masih termasuk daerah priangan. "Dulu saya sering ke daerah sana. Berangkat subuh dari Bandung ke Gunung Wayang untuk berfoto," kata Emil.
Emil menilai Pangalengan adalah daerah rawan bencana alam. Salah satu desa di kawasan itu pun pernah diporakporandakan gempa dahsyat belasan tahun silam. Dia mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya atas peristiwa longsor Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin. Emil mengaku baru mendengar kabar tersebut tadi malam.
Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengatakan, satuannya siap mengirimkan tim rescue sebanyak satu regu. "Satu regu berisi 18 orang," kata dia. Selain itu, Ferdi mengatakan Pemerintah Kota Bandung siap mengirimkan kendaraan untuk mengevakuasi korban longsor.
Longsor di Pangalengan mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 9 orang luka, dan 9 orang lainnya masih dalam pencarian. Sebanyak 123 warga Kampung Cibitung, Pangalengan, mengungsi menuju balai desa. Pengungsian itu dilakukan karena warga cemas akan adanya longsor susulan.