Menteri Yohana Ingin Bicara dengan Ahok Soal Lokalisasi

Reporter

Senin, 4 Mei 2015 13:37 WIB

Menteri Yohana Susana Yambise (kedua kiri) menyalakan obor dalam Peringatan Hari Toleransi Internasional di Jalan MH Thamrin, Jakarta, 16 November 2014. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise tidak sepakat dengan wacana kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan membangun lokalisasi prostitusi dan memberikan sertifikat kepada para pekerja seks.

"Soal rencana Pak Ahok membuat lokalisasi di Jakarta sudah saya tanggapi bahwa saya menteri yang melindungi perempuan. Saya meminta berbicara dengan Pak Ahok," ujar Yohana di sela kunjungannya ke ruang pengadilan anak di Pengadilan Negeri Bandung, Senin, 4 Mei 2015.

Yohana menyarankan Gubernur Basuki membangun pusat pelatihan bagi para pekerja seks saja. Tempat pelatihan tersebut, menurut Yohana, diharapkan dapat menjadi ruang bagi para pekerja seks untuk mengasah keterampilan mereka. Tujuannya, mereka bisa memilki pekerjaan yang lebih bermartabat.

"Justru saya menyarankan ada pusat pelatihan untuk pemberdayaan perempuan. Jadi mereka yang memiliki pekerjaan tidak terpuji bisa mendapat pekerjaan yang bermartabat," kata Yohana.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mengkaji wacana legalisasi dan lokalisasi pelacuran. Ide ini diembuskan oleh Ahok. Kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih melakukan pendataan dan penertiban para penghuni apartemen dan rumah susun.

Kendati demikian, lokalisasi prostitusi di Jakarta bukan merupakan hal baru. Pada 1970 hingga 1990-an, Jakarta pernah memiliki lokalisasi pelacuran Kramat Tunggak di Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Saat itu Jakarta dipimpin Gubernur Ali Sadikin.

Kramat Tunggak menjadi kompleks pelacuran terbesar di Asia Tenggara. Kala itu jumlah pelacur di sana lebih dari 2.000 orang di bawah kendali sedikitnya 258 muncikari alias germo.

Lokalisasi prostitusi itu menjadi sumber penghidupan lebih dari 700 pembantu, 800 pedagang asongan, dan 155 tukang ojek. Belum lagi tukang cuci dan pemilik warung makan yang bertebaran di sekitarnya. Lahan lokalisasi itu terus berkembang hingga 12 hektare. Namun, pada 1999, atas ide Gubernur Sutiyoso, lokalisasi ini ditutup dan di atas lahannya dibangun Jakarta Islamic Centre.

IQBAL T. LAZUARDI

Berita terkait

Kemenkumham Beri Remisi Khusus Natal ke 15.922 Narapidana di Indonesia

24 Desember 2023

Kemenkumham Beri Remisi Khusus Natal ke 15.922 Narapidana di Indonesia

Kemenkumham memberikan Remisi Khusus (RK) kepada 15.922 narapidana Kristen dan Katolik di seluruh Indonesia pada Hari Natal Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Kemenkumham Evaluasi 2023 dan Bangun Strategi 2024

12 Desember 2023

Kemenkumham Evaluasi 2023 dan Bangun Strategi 2024

Kemenkumham melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama empat tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Kultur Feodal dalam Pelayanan Publik

6 Desember 2023

Tinggalkan Kultur Feodal dalam Pelayanan Publik

Yasonna meminta budaya feodal dalam melayani masyarakat agar ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Bantah Isu Menteri Jokowi Asal PDIP Tarik Diri, Ini Profil 5 Menteri Kader PDIP

25 Oktober 2023

Puan Maharani Bantah Isu Menteri Jokowi Asal PDIP Tarik Diri, Ini Profil 5 Menteri Kader PDIP

Puan Maharani membantah isu kader PDIP yang jadi menteri Jokowi menarik diri. Siapa saja 5 menteri itu?

Baca Selengkapnya

Setya Novanto dan Imam Nahrawi Dapat Diskon Masa Tahanan, Napi Korupsi Bisa Terima Remisi?

18 Agustus 2023

Setya Novanto dan Imam Nahrawi Dapat Diskon Masa Tahanan, Napi Korupsi Bisa Terima Remisi?

Setya Novanto merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun, sedangkan Nahrawi hingga Rp 18,1 miliar. Sebagai napi koruptor, pantaskah keduanya dapat remisi?

Baca Selengkapnya

3 Kandidat Pengganti Ridwan Kamil sebagai Pj Gubernur Jawa Barat, Ini Profilnya

9 Agustus 2023

3 Kandidat Pengganti Ridwan Kamil sebagai Pj Gubernur Jawa Barat, Ini Profilnya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan purnatugas pada 5 September 2023 mendatang. Tga kandidat penggantinya, berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Hasto Kristiyanto Disebut dalam Kasus Harun Masiku? Apa Kata Yasonna H Laoly 3 Tahun Lalu?

8 Agustus 2023

Mengapa Hasto Kristiyanto Disebut dalam Kasus Harun Masiku? Apa Kata Yasonna H Laoly 3 Tahun Lalu?

Polisi sebut Harun Masiku sembunyi di Indonesia. Buronan KPK itu sudah 3 tahun jadi buronan KPP. Pada awal, mengapa muncul nama Hasto Kristiyanto?

Baca Selengkapnya

43 Dubes Balap Karung di Lapas Cipinang, Yasonna: Warga Binaan Manusia yang Punya HAM

11 Maret 2023

43 Dubes Balap Karung di Lapas Cipinang, Yasonna: Warga Binaan Manusia yang Punya HAM

Duta besar bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly memeriahkan pertandingan olahraga di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.

Baca Selengkapnya

Kasus Rafael Alun, RUU Perampasan Aset Dinilai Mendesak Segara Disahkan

8 Maret 2023

Kasus Rafael Alun, RUU Perampasan Aset Dinilai Mendesak Segara Disahkan

KPK dinilai bisa lebih mudah menangani kasus Rafael Alun jika RUU Perampasan Aset telah disahkan.

Baca Selengkapnya

Yasonna H Laoly: Peningkatan Ekonomi Prioritas Kerja Dirjen Imigrasi

26 Januari 2023

Yasonna H Laoly: Peningkatan Ekonomi Prioritas Kerja Dirjen Imigrasi

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (menkumham) Yasonna H Laoly mengatakan peningkatan ekonomi menjadi prioritas kerja Direktorat Jenderal Imigrasi

Baca Selengkapnya