Universitas Atma Jaya Terbitkan Komik Cerita Papua

Reporter

Rabu, 29 April 2015 04:16 WIB

Ekspedisi Langguru, salah satu ekspedisi multidisiplin guna mengungkap keragaman hayati di Papua Barat. (Foto: istimewa)

TEMPO.CO , Jakarta:Banyak warga Papua Barat belum memiliki akses untuk mengenyam pendidikan dasar yang memadai. Akibatnya, kebanyakan anak-anak Papua tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung, termasuk karena kurangnya bahan bacaan.

"Program-program besar pemerintah akan masuk Papua, tapi orang Papua ada di mana? Kami ingin model-model pendidikan juga disiapkan untuk anak-anak Papua agar jangan ada kesenjangan," kata Bupati Sorong Selatan, Papua Barat, Otto Ihalauw.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah itu, Universitas Katolik Atma Jaya menerbitkan buku cerita rakyat lokal tentang Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Buku berbentuk cerita bergambar dan komik tersebut dibuat oleh mahasiswa lulusan Program Pendidikan Jarak Jauh S1, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Pendidikan dan Bahasa Universitas Atma Jaya, beserta tim dosen.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan mengatakan pendidikan adalah sebuah proses interaksi antarmanusia. Kuncinya, kata dia, adalah bagaimana meningkatkan kualitas interaksi tersebut.

"Tapi kita terlaku fokus pada infrastruktur interaksi, bukan pada pelaku interaksi yaitu pendidik dan peserta didik," kata Anies dalam kata sambutannya saat menghadiri peluncuran buku cerita rakyat Sorong Selatan, di Universitas Atma Jaya, Jakarta, 28 April 2015.

Menurut dia, pemerintah telah memiliki beberapa strategi untuk meningkatkan kualitas para pendidik, mutu, dan akses pada pendidikan. Untuk mencapai itu diperlukan perbaikan tata kelola pendidikan dan pelibatan publik sebagai suatu gerakan bersama.

"Semua itu harus dipandang sebagai gerakan agar seluruh pihak merasa bertanggung jawab menyelesaikan masalah pendidikan," ujarnya

Koordinator Proyek Buku Cerita Bergambar dan Komik Cerita Rakyat Sorong Selatan, Luciana mengatakan, bahan pembuatan buku itu didapat dengan pengumpulan informasi secara lisan dari tetua kampung atau kepala adat. Kemudian, tim dosen mengembangkan buku cerita rakyat tersebut dalam bentuk cerita bergambar dan komik. Tujuannya, lanjut Luciana, agar dapat membantu siswa kelas rendah belajar membaca.

"Kami berharap buku yang kami persembahkan ubtuk pendidikan di tanah Indonesia Timur, khususnya Sorong Selatan, dapat menjadi secercah harapan untuk membangun literasi siswa SD di Papua Barat," kata dia.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Jonan Resmikan Pembangkit Listrik Mikro Hidro di Papua Barat

14 Februari 2018

Jonan Resmikan Pembangkit Listrik Mikro Hidro di Papua Barat

Menteri Energi Ignasius Jonan hari ini meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Warabiyai, Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Pangdam Kasuari dan Polda Papua Barat Jamin Keamanan 1 Desember

1 Desember 2017

Pangdam Kasuari dan Polda Papua Barat Jamin Keamanan 1 Desember

Pangdam mengimbau agar masyarakat Papua Barat tetap menjaga kedamaian pada 1 Desember 2017.

Baca Selengkapnya

Di Tambraw Umat Kristen Panitia Lebaran, Umat Islam Panitia Natal  

28 Juni 2017

Di Tambraw Umat Kristen Panitia Lebaran, Umat Islam Panitia Natal  

Toleransi antar-umat beragama di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, telah menjadi budaya turun-temurun yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya

Rumah Warga di Kabupaten Pegunungan Arfak Tertimbun Longsor

3 Maret 2017

Rumah Warga di Kabupaten Pegunungan Arfak Tertimbun Longsor

Warga meminta DPRD, pemerintah daerah, serta BPBD segera bertindak.

Baca Selengkapnya

Belasan Penduduk Papua Barat Derita Tumor Misterius  

24 Desember 2016

Belasan Penduduk Papua Barat Derita Tumor Misterius  

Tumor yang diderita 19 warga Kampung Kensi, Distrik Arguni Atas, Kabupaten Kaimana, Papua Barat, sudah berlangsung belasan tahun.

Baca Selengkapnya

Papua Kembangkan 20 Hektare Lahan Kopi Pegunungan Arfak

28 Juli 2016

Papua Kembangkan 20 Hektare Lahan Kopi Pegunungan Arfak

Pemerintah Provinsi Papua Barat mulai mengembangkan lahan
perkebunan kopi seluas 20 hektare di wilayah Kabupaten
Pegunungan Arfak.

Baca Selengkapnya

Cabai Keriting di Sorong Sentuh Rp 80 Ribu per Kilogram

14 Juni 2016

Cabai Keriting di Sorong Sentuh Rp 80 Ribu per Kilogram

Harga satu kilogram cabai keriting di Pasar Remu Sorong

mencapai Rp 80 ribu atau naik Rp 20 ribu dari harga sebelumnya

Rp 60 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Papua Barat Disubsidi 1,5 Ton Benih Kedelai Tahun Ini

11 Mei 2016

Papua Barat Disubsidi 1,5 Ton Benih Kedelai Tahun Ini

Harga benih kedelai yang berkualitas sekitar Rp12.000 namun di subsidi pemerintah sehingga petani hanya membayar Rp4000/kg.

Baca Selengkapnya

Papua Barat Bertekad Pertahankan Opini Wajar dari BPK  

10 Mei 2016

Papua Barat Bertekad Pertahankan Opini Wajar dari BPK  

Bendahara di lingkungan Setda Provinsi Papua Barat mendapat pelatihan keuangan.

Baca Selengkapnya

Luhut Khawatir Revisi UU Otonomi Khusus Akan Perparah Papua

9 Februari 2016

Luhut Khawatir Revisi UU Otonomi Khusus Akan Perparah Papua

Revisi UU Otonomi Khusus dikhawatirkan memperparah keadaan di
Provinsi Papua dan Papua Barat.

Baca Selengkapnya