Cantik, Begini Disain Akik untuk Ibu Negara

Reporter

Rabu, 22 April 2015 05:21 WIB

Sebuah cincin batu akik yang dipamerkan di Makassar. TEMPO/Muhammad Yunus

TEMPO.CO , Garut:Batu Akik pancawarna asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, akan turut meramaikan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA). Batu mulia ini rencananya akan dibagikan sebagai cenderamata bagi Ibu Negara peserta konferensi.

Batu akik ini diberikan secara sukarela oleh warga Garut yang tergabung dalam Lasminingrat Gemstone. Batu akik yang akan diberikan sebanyak 120 keping dalam bentuk liontin. "Penyerahan liontin pancawarna akan dilakukan besok di Bandung," ujar Yudi Nugraha, pemilik Lasminingrat Gemstone, Selasa, 21 April 2015.

Liontin pancawarna ini diikat dengan menggunakan titanium dengan ukiran disampingnya. Sementara untuk kalungnya menggunakan kulit domba Garut. Bentuk liontin ini bulat menyerupai koin dengan ukuran diameter 3,5 sentimeter dan tebal 8 milimeter.

Tak hanya itu batu akik ini juga memiliki perbedaan dengan batu pancawarna lainnya. Salah satu diantaranya memiliki kekerasan hingga 7 skala mohs. Selain itu juga, dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko. Dalam sertifikat itu akan disebutkan mengenai asal usul batu tersebut.

Corak gambar batu pancawarna dari setiap liontin ini berbeda-beda. Mulai dari batu bergambar mirip pemandangan sunset atau sunrise di pantai, pegunungan dan awan, atau corak potongan kayu dan lukisan abstrak.

Liontin bermotif bunga lily akan diberikan secara istimewa untuk Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Batu pancawarna, memiliki karakteristik gambar yang unik yang terbentuk dari lima warna, di antaranya hijau, merah, kuning, cokelat, dan hitam atau putih. "Pancawarna bisa dijabarkan sebagai Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda tetap satu," ujar Yudi.

Dia mengaku, bahan yang dijadikan liontin itu berasal dari bongkahan batu seberat 60 kilogram. Batu tersebut merupakan hasil galian 2011 dari Gunung Kencana, Kecamatan Caringin. Batu tersebut dibeli dari penggali sebesar Rp5 juta setiap kilogramnya atau totalnya sekitar Rp300 juta.

Pembutan liontin ini memerlukan waktu sekitar 10 hari lebih dengan mengerahkan 10 orang pengrajin. Setelah dipotong batu akik ini dipoles secara maraton hingga mengkilap. Proses polesnya pun masih menggunakan cara tradisional atau tidak menggunakan peralatan canggih. "Proses pemolesan dikerjakan siang malam, karena kami mengejar target," ujar Yudi.

Dia mengaku, pemberian liontin ini merupakan bentuk persembahan warga Garut bagi para kepala Negara peserta KAA. Selain itu juga mengenalkan potensi daerah Garut. Apalagi bagi para pencita batu akik, jenis batu pancawarna banyak diburu para kolektor baik di dalam negeri maupun di mancanegara.

Liontin ini diberikan secara sukarela atau dihibahkan untuk para Ibu Negara. Namun bila mau membandingkan, harga batu pancawarna berbentuk liontin ini dipasaran mencapai Rp 15 juta.

SIGIT ZULMUNIR


Berita terkait

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

14 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tiba di Kenya Setelah Penerbangan 8 Jam, Kunjungan Pertama Sejak Jadi Presiden

21 Agustus 2023

Jokowi Tiba di Kenya Setelah Penerbangan 8 Jam, Kunjungan Pertama Sejak Jadi Presiden

Jokowi memulai lawatannya ke Benua Afrika untuk menghadiri KTT BRICS.

Baca Selengkapnya

Eks PM Sri Lanka Sarankan Indonesia Pimpin KTT Asia untuk Atasi Krisis Ukraina

7 Maret 2022

Eks PM Sri Lanka Sarankan Indonesia Pimpin KTT Asia untuk Atasi Krisis Ukraina

Mantan PM Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menilai Indonesia memiliki kapasitas untuk merespons konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Sukses KAA, Forum Internasional Ini Digelar di Bandung

11 Mei 2015

Sukses KAA, Forum Internasional Ini Digelar di Bandung

Ridwan Kamil menyatakan Bandung akan menjadi tuan rumah forum internasional setelah KAA.

Baca Selengkapnya

Jalan Asia Afrika Bandung Bakal Bebas Mobil, Asalkan...

28 April 2015

Jalan Asia Afrika Bandung Bakal Bebas Mobil, Asalkan...

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil membuat syarat agar Jalan Asia Afrika bebas kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Warga Serbu Lokasi KAA, Taman dan Bola Beton Rusak

27 April 2015

Warga Serbu Lokasi KAA, Taman dan Bola Beton Rusak

Warga memadati Jalan Asia Afrika untuk melihat karnaval di puncak peringatan KAA.

Baca Selengkapnya

Warga Serbu Lokasi KAA, Taman dan Bola Beton Rusak

27 April 2015

Warga Serbu Lokasi KAA, Taman dan Bola Beton Rusak

Warga memadati Jalan Asia Afrika untuk melihat karnaval di puncak peringatan KAA.

Baca Selengkapnya

Delegasi KAA Disambut Jaipongan di Sari Ater  

24 April 2015

Delegasi KAA Disambut Jaipongan di Sari Ater  

Tari jaipong akan membuat delegasi KAA terpukau.

Baca Selengkapnya

Menteri Rudiantara Minta Maaf Wartawan Sulit Liput KAA  

24 April 2015

Menteri Rudiantara Minta Maaf Wartawan Sulit Liput KAA  

Banyak wartawan yang kecewa karena tak bisa meliput KAA di Bandung.

Baca Selengkapnya

Bajaj Wartawan Jadi Arena Foto Warga Bandung

24 April 2015

Bajaj Wartawan Jadi Arena Foto Warga Bandung

Dua puluh bajaj disediakan untuk wartawan peliput KAA.

Baca Selengkapnya