Walhi: Jawa Timur Darurat Bencana Ekologi  

Reporter

Jumat, 17 April 2015 13:43 WIB

Pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Geo Dipa Energi di Dieng terlihat dari atas, Rabu (1/2). TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Surabaya - Kelompok Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai Provinsi Jawa Timur saat ini mengalami darurat bencana ekologi. Wilayah provinsi ini disebutkannya dikepung area penambangan besar yang tanpa memperhatikan dampak lingkungannya.

"Bagaimana kawasan utara Jawa Timur sedang diblok oleh blok migas, wilayah selatan diblok penambangan pasir besi sedangkan wilayah sabuk pegunungan di area hulu rencananya juga mau diblok geotermal, jadi sangat mengkhawatirkan," kata Direktur Walhi Jawa Timur Ony Mahardika, saat ditemui di kantornya, Jumat, 17 April 2015.

Cepatnya laju penambangan diprediksi pula telah menyebabkan 2.000 hektare lahan pertanian beralih fungsi setiap tahunnya. "Pada 2025 nanti kami prediksi krisis ekologi sudah kelihatan, sama seperti yang dikatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa nantinya sebanyak 60 persen seluruh dunia krisis air," kata Ony.

Ony menyarankan pemerintah harus menghentikan laju investasi yang merusak lingkungan tersebut. Selain itu, pemerintah harus memberdayakan dan mendorong kearifan masyarakat yang melindungi lingkungannya dari korporasi yang merusak lingkungan.

Semakin banyaknya penambangan yang merusak lingkungan diakui Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Timur Dewi J. Putriatni. Tapi, menurutnya, hal tersebut karena pemberian izin penambangan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota dan kabupaten.

Pemberian izin itu disebutkannya beberapa saling tumpang-tindih dan tidak memperhatikan aspek lingkungan. Dia berjanji akan evaluasi seluruh izin tambang yang pernah dikeluarkan. "Mulai 2015 ini pemberian izin (tambang) menjadi kewenangan di provinsi," ujar Dewi.

Tapi, dia mengingatkan pula, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak bisa langsung mencabut izin tambang yang telah dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten atau kota. "Harus menunggu kontraknya selesai."

EDWIN FAJERIAL

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

7 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

19 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

27 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

28 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya