600 Hektare Hutan Garut Rusak, Deddy Mizwar Bentuk Satgas  

Reporter

Selasa, 31 Maret 2015 18:23 WIB

Hutan mati di kawasan Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat (14/4). Gunung dengan tinggi 2622 mdpl ini ramai dikunjungi pendaki tiap akhir pekan. TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Garut meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertindak tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan di wilayah tersebut. "Garut memberitahukan bahwa persoalannya sangat sulit ditangani. Kami ada Satgas Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar selepas memimpin rapat membahas permintaan itu di Bandung, Selasa, 31 Maret 2015.

Deddy mengatakan pemerintah Garut mengadukan kerusakan lingkungan di sepuluh lokasi seluas lebih dari 600 hektare yang disebabkan oleh pembalakan dan penambangan liar. "Itu di sepuluh lokasi baru perkiraan kasar. Kalau dibiarkan, akan berkembang ke mana-mana," katanya.

Salah satu kasus yang dilaporkan adalah pembuatan jalan bagi pembalak dan penambang liar sepanjang 6 kilometer menembus hutan lindung yang dikelola Perhutani di kawasan Cikelet, Garut. "Sampai buat jalan sendiri di lahan hutan Perhutani. Ini seperti negara tidak hadir di sana," kata Deddy.

Deddy menolak merinci tindakan yang akan diambil Pemerintah Provinsi atas pengaduan itu. "Ada sepuluh lokasi terjadi kerusakan, itu jelas. Tapi bagaimana penanganannya, teknisnya, saya tidak akan bicara. Akan segera kami tangani secepatnya dalam hitungan hari," katanya.

Menurut Deddy, masalah kerusakan lingkungan di Garut sengaja dibahas khusus. Dia beralasan, imbas kerusakan itu sudah terasa. Salah satunya debit Sungai Cimanuk anjlok sampai 60 persen saat kemarau. Pada musim hujan, debit air justru amat besar, sehingga luapan sungai menyebabkan banjir besar di Indramayu. Adapun sungai itu diproyeksikan menjadi sumber air untuk Waduk Jatigede.

Koordinator Satuan Tugas Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jawa Barat Anang Sudarna mengatakan lokasi yang dilaporkan mengalami kerusakan berada di sejumlah wilayah hutan. "Di antaranya Cagar Alam Leuweung Sancang, hutan lindung di Suaka Margasatwa Gunung Masigit-Kareumbi, Hutan Lindung Cikuray, Kamojang," katanya.

Anang mengatakan mayoritas kerusakan lingkungan di hutan terjadi akibat perambahan. Khusus di wilayah yang berada di dalam pengelolaan Perum Perhutani dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam, timnya meminta agar penyelesaian masalah tersebut dilakukan kedua lembaga itu. "Kalau butuh bantuan Satgas, yang ada komponen kepolisian dan kejaksaan di dalamnya, kita welcome saja," katanya.

Menurut Anang, dari sepuluh kasus perusakan lingkungan itu, baru satu yang sudah ditangani kepolisian. "Kasus pembuatan jalan di kawasan hutan lindung di Cikelet, Pakenjeng, sepanjang 6 kilometer, lebar 3-4 meter, sudah diselidiki. Satu saksi sudah dipanggil dua kali dan belum memenuhi panggilan, dan akan dipanggil paksa."

Dia menjelaskan, pembuatan jalan yang membelah hutan lindung itu diduga menyasar kayu di hutan primer, yang kekayaan kayunya ditaksir menembus angka Rp 100 miliar. "Katanya satu batang pohonnya ada yang bisa menghasilkan 20 meter kubik karena usianya mungkin sudah ratusan tahun, tapi jalannya belum sampai ke sana," kata Anang.

Menurut Anang, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman melaporkan jalan itu menuju kawasan hutan yang berstatus enclave, dan bukan hutan negara. Tapi Perum Perhutani memastikan hutan itu termasuk kawasan hutan negara. Pembuatan jalan yang berlangsung sejak Juni 2014 itu akhirnya disetop pada Oktober 2014, sementara pelakunya dilaporkan ke polisi. "Kalau dilihat dari biaya pembuatan jalannya, tidak mungin kalau tidak ada suntikan modal dari luar," katanya.

Khusus ihwal penambangan ilegal, Wakil Bupati Helmi mengadukan tiga perusahaan yang beroperasi di Gunung Guntur. "Secara resmi Bupati Garut dalam suratnya menyebutkan tiga perusahaan. Itu data awal untuk menggali informasi, meminta keterangan," kata Anang.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

7 hari lalu

Walhi: Rencana Izin Usaha Pertambangan Bagi Ormas Bisa Perparah Kerusakan Lingkungan

Walhi mengkritik rencana pemberian izin usaha pertambangan kepada ormas keagamaan bisa picu kerusakan lingkungan lebih berat

Baca Selengkapnya

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

13 hari lalu

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

Pemberintah Belanda mengaku ingin melihat langsung kondisi di IKN sebelum mereka berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

45 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Profil 4 Sekawan Pemain Tetap Para Pencari Tuhan: Deddy Mizwar, Jarwo Kwat, Asrul Dahlan, dan Udin Nganga

13 Maret 2024

Profil 4 Sekawan Pemain Tetap Para Pencari Tuhan: Deddy Mizwar, Jarwo Kwat, Asrul Dahlan, dan Udin Nganga

Deddy Mizwar, jarwo Kwat, Asrul Dahlan, dan Udin Nganga berperan dalam Para Pencari Tuhan hingga jilid ke-17 pada Ramadan kali ini.

Baca Selengkapnya

Telah Sampai Jilid 17 Sinetron Ramadan Para Pencari Tuhan, Pernah Raih MURI

13 Maret 2024

Telah Sampai Jilid 17 Sinetron Ramadan Para Pencari Tuhan, Pernah Raih MURI

Para Pencari Tuhan kembali menemani pemirsa sepanjang Ramadan 2024. Kali ini, berjudul Buronan Surga selain deddy Mizwar, ada Sujiwo Tejo.

Baca Selengkapnya

Para Pencari Tuhan Sudah Masuk Jilid 17 Tayang Setiap Ramadan, Ini Sinopsis dan Para Pemainnya

12 Maret 2024

Para Pencari Tuhan Sudah Masuk Jilid 17 Tayang Setiap Ramadan, Ini Sinopsis dan Para Pemainnya

Kisah Para Pencari Tuhan (PPT) kembali hadir menemani waktu sahur Ramadan yang sudah memasuki jilid 17. Ini sinopsis dan pemerannya

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

7 Maret 2024

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya