TEMPO.CO,Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Trimedya Panjaitan khawatir partainya akan terbelah menjelang kongres di Bali pada 9-12 April 2015. Ia yakin ada pihak yang tak suka melihat kesolidan di tubuh PDI Perjuangan. "Tapi syukur, batu ujian pertama telah selesai," kata Trimedya di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 30 Maret 2015.
Menurut dia, ujian konsolidasi yang pertama adalah pelaksanaan konferensi cabang dan daerah. Trimedya mengklaim konferensi cabang di 508 kabupaten/kota serta konferensi daerah di 33 provinsi berlangsung dengan baik.
PDI Perjuangan, kata Trimedya, merupakan partai yang memiliki basis massa ideologis. Menurut dia, uang bukan faktor penarik utama kader banteng untuk meraih pencapaian politik. Dalam konferensi di dua tingkat tersebut, kader banteng terbukti solid dengan memilih pengurus cabang dan daerah dengan cara musyawarah-mufakat. "Tanpa voting," katanya. Dia mengklaim beberapa partai ingin mencontoh sistem pengambilan keputusan PDI Perjuangan.
Trimedya mengatakan potensi pecah-belah lain datang dari hasil sigi yang menempatkan Joko Widodo sebagai orang yang pantas memimpin partai banteng. Adapun trah Sukarno, Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani, ada di peringkat bawah. "Megawati tak terpengaruh itu," katanya.
Trimedya yakin Megawati adalah politikus senior yang mampu menghadapi politik pecah-belah. "Menghadapi badai-badai seperti itu, Megawati pasti terlatih," katanya.
Sebelumnya, Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei terbarunya menjelang Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2015 pada April mendatang di Nusa Dua, Bali. Hasil survei menunjukkan trah Sukarno tak lagi direkomendasikan untuk memimpin PDIP. "Responden menginginkan regenerasi kepemimpinan menjadi agenda prioritas PDIP dalam kongres kali ini," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda pada Ahad, 22 Maret 2015.