PDI Perjuangan Khawatir Terbelah seperti Golkar  

Reporter

Senin, 30 Maret 2015 14:44 WIB

Politikus Trimedya Panjaitan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Trimedya Panjaitan khawatir partainya akan terbelah menjelang kongres di Bali pada 9-12 April 2015. Ia yakin ada pihak yang tak suka melihat kesolidan di tubuh PDI Perjuangan. "Tapi syukur, batu ujian pertama telah selesai," kata Trimedya di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 30 Maret 2015.

Menurut dia, ujian konsolidasi yang pertama adalah pelaksanaan konferensi cabang dan daerah. Trimedya mengklaim konferensi cabang di 508 kabupaten/kota serta konferensi daerah di 33 provinsi berlangsung dengan baik.

PDI Perjuangan, kata Trimedya, merupakan partai yang memiliki basis massa ideologis. Menurut dia, uang bukan faktor penarik utama kader banteng untuk meraih pencapaian politik. Dalam konferensi di dua tingkat tersebut, kader banteng terbukti solid dengan memilih pengurus cabang dan daerah dengan cara musyawarah-mufakat. "Tanpa voting," katanya. Dia mengklaim beberapa partai ingin mencontoh sistem pengambilan keputusan PDI Perjuangan.

Trimedya mengatakan potensi pecah-belah lain datang dari hasil sigi yang menempatkan Joko Widodo sebagai orang yang pantas memimpin partai banteng. Adapun trah Sukarno, Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani, ada di peringkat bawah. "Megawati tak terpengaruh itu," katanya.

Trimedya yakin Megawati adalah politikus senior yang mampu menghadapi politik pecah-belah. "Menghadapi badai-badai seperti itu, Megawati pasti terlatih," katanya.

Sebelumnya, Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei terbarunya menjelang Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2015 pada April mendatang di Nusa Dua, Bali. Hasil survei menunjukkan trah Sukarno tak lagi direkomendasikan untuk memimpin PDIP. "Responden menginginkan regenerasi kepemimpinan menjadi agenda prioritas PDIP dalam kongres kali ini," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda pada Ahad, 22 Maret 2015.

MUHAMMAD MUHYIDDIN | INDRI MAULIDAR

Berita terkait

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

1 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

1 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

1 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

2 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

3 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

4 jam lalu

Luhut Sebut Ada Dua Investasi Potensial di Indonesia yang Ditawarkan ke Elon Musk

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

5 jam lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

6 jam lalu

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

Presiden Jokowi tidak mau banyak berkomentar mengenai keputusan PDIP tidak mengundangnya rakernas partai akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

6 jam lalu

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

Presiden Jokowi memerintahkan Basuki Hadimuljono untuk menambah sabo dam dalam mencegah bencana galodo di wilayah Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pidato Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air dalam World Water Forum, Walhi: Tak Menyelesaikan Krisis

6 jam lalu

Jokowi Pidato Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air dalam World Water Forum, Walhi: Tak Menyelesaikan Krisis

Walh mengkritik keras pidato Presiden Jokowi dalam Water World Forum ke-10. Program infrastruktur dan pengelolaan air dianggap masih bermasalah.

Baca Selengkapnya