Curhat Johan Budi ke Para Kiai di Jombang  

Reporter

Minggu, 29 Maret 2015 16:30 WIB

Juru Bicara KPK Johan Budi S.P, melakukan jumpa pers saat sosialisasi portal Anti Corruption Clearing House (ACCH), KPK di Kampus Unhas, Makassar, Jumat, 29 Agustus 2014. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jombang - Petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeluarkan unek-uneknya alias curhat kepada para kiai tentang upaya KPK menghambat gugatan praperadilan status tersangka koruptor. Pelaksana tugas Wakil Ketua KPK, Johan Budi, mengatakan pimpinan KPK sudah pernah menghadap hakim dan Ketua Mahkamah Agung (MA).

"Ada dua tujuan kami waktu itu, yakni meminta saran tentang PK (peninjauan kembali) dan meminta MA mengeluarkan SEMA (surat edaran MA) untuk menghambat gelombang praperadilan," kata Johan dalam acara "Halakah Antikorupsi Bersama Kiai Se-Jawa Timur dan Aktivis Antikorupsi" di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Ahad, 29 Maret 2015.

Namun, menurut Johan, harapan KPK kepada MA sebagai lembaga peradilan tertinggi di negeri ini pupus begitu saja. MA menyatakan tidak menerima PK dan tidak mau mengeluarkan SEMA. Johan mengatakan hal itu di luar harapan KPK.

Halakah ini diselenggarakan atas kerja sama Malang Corruption Watch, Lembaga Bantuan Hukum Surabaya, Jaringan Gus Durian, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Surabaya, dan Robithoh Ma'had Islamiyah Jawa Timur.

Selain dihadiri Johan Budi, halakah ini dihadiri Wakil Ketua KPK nonaktif Bambang Widjojanto serta bekas Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Jimly Asshiddiqie.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Salahudin Wahid, mengatakan para kiai ingin mendengar langsung dari KPK mengenai hiruk-pikuk di bidang politik dan hukum yang berdampak pelemahan KPK. "Kami ingin tahu langsung sebab ketika Polri dan kejaksaan tidak baik, KPK yang diharapkan dalam pemberantasan korupsi."

Hingga Ahad sore, halakah masih berlangsung dan belum diketahui rekomendasi apa saja yang dihasilkan. "Rencananya, rekomendasi dari halakah ini akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk Presiden," kata moderator halakah yang juga koordinator Gus Durian Jawa Timur, Aan Anshori.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

1 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

3 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

6 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

9 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

10 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

12 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

12 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

14 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

16 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya