Densus 88 Bergerak, Jubir Ansharul Khilafah Terancam
Editor
Zed abidien
Jumat, 27 Maret 2015 12:42 WIB
TEMPO.CO, Malang - Juru bicara Ansharul Khilafah, Muhammad Romly, merasa jadi sasaran penangkapan berikutnya setelah Detasemen Khusus Antiteror 88 menangkap tiga pria terduga anggota kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Kota Malang, Jawa Timur.
Pada Rabu, 25 Maret 2015, tim Densus 88 dibantu personel Kepolisian Daerah Jawa Timur mencokok Abdul Hakim Munabari, Helmi M. Alamuddin, dan Ahmad Junaidi. Mereka ditangkap di tempat terpisah.
Hakim ditangkap di Jalan Arif Margono, Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen. Helmi dicokok di depan Taman Mega Mendung, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun. Sedangkan Ahmad dibekuk di Jalan Kiai Perseh, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang.
"Kenapa penangkapannya begitu sporadis. Kemarin di Tangerang Selatan (Tuah Febriwansyah bin Arif Hasruddin alias Fachri), sekarang di Kasin, Karangbesuki, dan Bumiayu. Nanti lama-lama bisa ke Jetis (rumah Muhammad Romly)," kata Romly kepada Tempo pada Kamis sore, 26 Maret 2015.
Romly ditemui di rumahnya di Desa Jetis, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Setelah ditanya kenapa ia berkata begitu, buru-buru pria berusia 42 tahun ini menukas bahwa omongannya tersebut hanya celetukan dan guyonan, bukan sebuah ekspresi kecemasan. Namun Romly merasa terus dimata-matai aparat keamanan. Ia pun merasa nomor telepon pribadinya disadap.
"Dulu sudah saya jelaskan kepada aparat kepolisian dan TNI serta pemerintah. Saya selama ini tertuduh saja, tidak terbukti terlibat atau berhubungan dengan mereka. Kalau kemudian polisi mau menangkap saya, ya wallahu alam soal itu," kata Romly, 42 tahun.
"Mereka" yang dimaksud pria kelahiran Madiun, 18 Juli 1972 itu adalah kelompok Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal Al-Yemeni Al-Indunusi. Hakim, Helmi, dan Ahmad ditangkap Densus 88, Rabu kemarin, diduga karena berhubungan dengan Salim.
ABDI PURNOMO