Buku Pelajaran Agama Rawan Disusupi Paham ISIS

Reporter

Senin, 23 Maret 2015 04:08 WIB

Ilustrasi buku. Sxc.hu

TEMPO.CO, Jombang -- Kordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur Aan Anshori menyatakan buku pelajaran agama rawan disusupi materi soal ajaran-ajaran radikal. Ia mencontohkan, buku Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XI SMA yang kini sedang diberitakan karena ada materi yang mengajarkan soal pembunuhan.



Bahkan, kata Aan, bukan tak mungkin buku pelajaran agama bisa disusupi paham radikal organisasi Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Sebab, dalam buku itu berisi bahwa orang boleh membunuh orang lain yang menyembah selain Allah.

"Secara kontemporer, ajaran bunuh-membunuh dalam konteks ini telah dipraktekkan secara sukses oleh ISIS. Mengajarkan buku itu secara tidak langsung telah menjadikan anak didik sebagai kader ISIS," kata Aan Anshori, Minggui 22 Maret 2015.

Materi yang dimaksud Aan tersebut terdapat dalam halaman 170 buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI SMA/MA/SMK/MAK terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2014. Materi tersebut kemudian disalin utuh di halaman 78 buku Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD) Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMA yang disusun tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI Jombang.

Materi tersebut mengutip pemikiran pencetus ajaran Wahabi asal Arab Saudi, Muhammad bin Abdul Wahab. Buku itu mengutip salah satu pendapat Muhammad bin Abdul Wahab yang tertulis: "Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah SWT, dan orang yang menyembah selain Allah SWT telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh". Kalimat inilah yang jadi kontroversi sebab bisa disalahartikan dan bertentangan dengan prinsip perdamaian dalam Islam.

Aan menduga ada kelompok-kelompok yang berusaha menyusupkan paham radikal dalam buku pelajaran siswa. "Sudah sejak lama saya mencurigai ajaran Islam radikal disemai melalui institus pendidikan formal," katanya.



Sementara itu, kiai NU yang juga tokoh pluralisme KH Salahudin Wahid enggan menyebut apakah ada kelompok tertentu yang menyisipkan paham radikal dalam buku pelajaran agama siswa. "Saya enggak tahu, yang jelas dengan alasan apapun membunuh orang itu sudah enggak benar," kata pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang ini.

Gus Sholah--sapaan akrabnya berujar, tim penulis buku tersebut tidak jeli dan tidak teliti. "Harus direvisi entah itu oleh Kemendikbud atau MGMP," ujarnya. Gus Sholah mengatakan kesalahan seperti itu tidak hanya sekali ini. "Saya heran kenapa sampai berkali-kali, mestinya kan koreksinya berjenjang," katanya.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

24 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

43 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

44 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

52 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

53 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

55 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

55 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

55 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

56 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

56 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya