Kata Menteri Tedjo Soal ISIS dan 16 WNI yang Hilang di Turki

Reporter

Senin, 9 Maret 2015 21:15 WIB

Menteri Koordinator Bidang Politik, hukum dan keamanan, Tedjo Edhi menghadiri pemusnahan sabu Jaringan Internasional seberat 862kg di Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, 27 Januari 2015. Pemusnahan sabu tersebut didapat dari WNI dan WNA buronan 7 negara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno menyatakan gerakan Islamic State Syiria and Suriah (ISIS) layak menjadi musuh bersama semua negara. Tapi, menurut Tedjo, bentuk peningkatan kewaspadaan terhadap perluasan pengaruh ISIS perlu dilakukan dengan hati-hati.

"Aktivis teroris dari beberapa negara bilang ISIS harus jadi musuh bersama. Saya bilang tolong hati-hati (kalau kampanye di Indonesia)," kata Tedjo dalam Seminar "Mencermati Penyimpangan dan Pemutarbalikan Fakta Sejarah di Masa Penjajahan dan Rencana Penulisan Sejarah Nusantara dan Indonesia Baru," di Fakultas Hukum UGM, pada Senin, 9 Maret 2015.

Tedjo beralasan mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam. Kampanye perlawanan terhadap ISIS yang berlebihan malah berisiko memunculkan simpati terhadap gerakan ini. Tedjo mengatakan jika ada yang salah memberi pernyataan soal ISIS, dikhawatirkan hal tersebut malah memicu simpati bagi ISIS.

Karena itu, menurut Tedjo, Pemerintah Indonesia semakin memperketat pengawasan terhadap arus kunjungan menuju negara-negara Timur Tengah atau sebaliknya. Akan tetapi, pengawasan ketat tersebut tidak akan dilakukan secara gegabah. "Kami tak membatasi pemuda yang akan belajar ke Timur Tengah," kata dia mencontohkan.

Kewaspadaan Pemerintah Indonesia terhadap arus kunjungan dari dan menuju Timur Tengah meningkat setelah kabar hilangnya 16 warga asal Indonesia setelah mengikuti perjalanan wisata ke Turki. Mereka tidak ikut rombongan yang pulang ke Indonesia.

Tedjo mengatakan, berdasarkan laporan Kedutaan Besar Indonesia di Turki, rombongan asal Surabaya dan Solo itu diduga bergabung dengan gerakan ISIS.

Kepolisian dan Keimigrasian, menurut Tedjo, sudah mencatat data detail anggota rombongan itu. Diduga semua anggotanya masih terikat hubungan kekerabatan dalam satu keluarga. "Kalau akan keluar (dari Timur Tengah) akan ditahan pasport-nya, kalau kembali akan ada proses hukum," kata Tedjo.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

20 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

22 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

26 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

Penemuan kerangka manusia yang diduga korban pembunuhan itu berawal dari laporan orang hilang oleh keluarganya.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

41 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

42 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

50 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

51 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

53 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

53 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

53 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya