Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan (kanan) menemui pendukungnya usai terjadi keributan dalam Kongres IV PAN di Nusa Dua, Bali, 1 Maret 2015. Keributan tersebut terjadi saat membahas tata tertib kongres. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Manado - Kader Partai Amanat Nasional dari kubu ketua umum terpilih Zulkifli Hasan dikabarkan mulai bergerilya di Sulawesi Utara. Mereka ingin mengganti para pengurus PAN di kabupaten/kota di provinsi itu lantaran masih didominasi kubu Hatta Rajasa, yang dikalahkan Zulkifli dalam kongres keempat di Bali 28 Februari-2 Maret 2015.
"Itu konsekuensi politik jika terjadi pemilihan seperti ini. Jadi wajar saja kalau memang ada pergerakan seperti yang diisukan," kata Ketua PAN Muda (Pandu) Sulawesi Utara Bambang Hermawan, Jumat, 6 Maret 2015.
Pada Kongres PAN di Bali, kata Bambang, sekitar 80 persen dari 17 hak suara asal Sulawesi Utara memilih Hatta agar kembali menjadi Ketua Umum PAN periode 2015-2020. Ia mengaku bisa memaklumi upaya gerilya kubu Zulkifli meski belum mengetahui sendiri bahwa ada formatur tandingan pengurus PAN di Sulawesi Utara.
"Tapi saya yang ikut dalam kongres kemarin dua kali mendengar bahwa Bang Zul (Zulkifli Hasan) mengaku akan merangkul kubu yang kalah. Tapi Bang Zul mungkin beda pemahaman dengan pendukungnya,” ujar Bambang.
Pengurus PAN Kota Manado, Mohamad Wongso, mengatakan belum mendengar adanya penggulingan kepengurusan PAN se-Sulawesi Utara yang tak memilih Zulkifli. "Sampai sekarang saya belum dengar ada isu begitu. Tapi yang pasti PAN itu tetap utuh," kata Wongso.
Anggota DPRD Kota Manado dari PAN, Wahid Abdurrahman, mengungkapkan, walaupun ada pergantian kepengurusan, PAN pusat harus melihat prestasi dari kader yang akan ditunjuk sebagai pimpinan.
"Memang kalau ada pergantian dalam waktu dekat ini, ya, kami minta kader yang punya potensi di daerah dan telah membuktikannya. Kalau kemudian hanya karena kedekatan, ya, bisa saja PAN jadi tak berkembang lagi," katanya.