KJRI Sydney Dilempar Cairan, Istana: Kita Jangan Paranoid
Editor
Maria Rita Hasugian
Selasa, 3 Maret 2015 17:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman telah melaporkan bahwa Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Sidney, Australia, dilempari balon berisi cairan merah pagi tadi. Menurut Pratikno, pelemparan itu merupakan insiden kecil.
"Jangan terlalu dipikir serius atau berlebihan," kata Pratikno di kompleks Istana Negara, Selasa, 3 Maret 2015. "Kita tak perlu paranoid." Kejadian itu, kata dia, juga sudah diketahui Presiden Joko Widodo.
Jokowi, ujar Pratikno, hanya menyampaikan agar hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia tetap dijaga dengan baik. "Kedua negara sudah mempunyai fondasi yang kokoh," katanya. Bukan hanya hubungan di level pemerintah, hubungan bisnis Indonesia-Australia pun, menurut dia, juga meningkat. "Hubungan people to people juga menguat."
Menurut Pratikno, Jokowi meminta agar insiden ini tak sampai mengganggu hubungan kedua negara. "Jokowi yakin itu tak terjadi," kata Pratikno.
Kementerian Luar Negeri melansir kabar bahwa pada Selasa, 3 Maret 2015, pukul 06.00 waktu Sydney, ditemukan sejumlah balon berisi cairan di KJRI Sydney. Balon itu dilemparkan oleh seseorang ke halaman depan KJRI. Salah satu di antaranya pecah dan mencecerkan cairan merah.
Menurut Kementerian, polisi setempat sudah datang ke KJRI Sydney. Petugas keamanan juga telah memasang garis polisi di gerbang KJRI. Hingga saat ini belum diketahui kandungan zat dari cairan merah di dalam balon tersebut. KJRI mengingatkan seluruh staf agar senantiasa waspada sambil tetap melaksanakan tugas seperti biasa, termasuk melayani permohonan visa.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menghubungi Presiden Joko Widodo untuk membahas eksekusi mati dua anggota jaringan narkoba Bali Nine. Ihwal percakapan pada Rabu malam lalu itu, Jokowi mengatakan bisa memahami situasi yang terjadi di Australia. Namun, dari percakapan itu, Abbott menilai kedua warga negaranya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, akan bebas dari terjangan peluru regu tembak.
"Saya sampaikan bahwa Indonesia bisa memahami situasi Abbott. Tapi, kalau tafsiran dia, saya enggak tahu seperti apa," kata Jokowi di Pasar Burung, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu, 28 Februari 2015. "Mungkin kata-kata saya lunak. Tapi nanti lihat saja tindakannya."
MUHAMMAD MUHYIDDIN