Di Sini Banyak Perempuan Nikah di Bawah 16 Tahun  

Reporter

Selasa, 3 Maret 2015 06:59 WIB

Ilustrasi pasangan remaja. Gettyimages

TEMPO.CO, Yogyakarta — Kasus pernikahan usia dini di Gunungkidul mengalami lonjakan setiap tahun. Tahun lalu tercatat 146 kasus atau naik dari 2013 sebanyak 118 kasus.

Sedangkan pada tahun ini, selama Februari, tercatat sebanyak 15 pasangan usia dini mencatatkan pernikahan mereka. "Yang bersih atau tak ada kasus selama dua tahun terakhir hanya Kecamatan Paliyan," kata juru bicara Bimbingan Masyarakat Kantor Kementerian Agama Wonosari, Harsono, kepada Tempo kemarin.

Dari data Kementerian Agama yang sudah dicatatkan di Pengadilan Agama dan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Gunungkidul menyebutkan pasangan pengantin anak-anak tersebut didominasi siswa SMP dan SMA. Rentang usia di bawah 16 tahun untuk perempuan dan di bawah 19 tahun untuk laki-laki.

Menurut Harsono, kantor urusan agama di 18 kecamatan terpaksa memberi dispensasi. Sebab, sudah terjadi kehamilan. "Karena sudah menjadi keputusan pengadilan agama, dispensasi akhirnya diberikan," katanya.

Panitera Muda Pengadilan Agama Wonosari Bambang Haryanto membenarkan peningkatan pernikahan dini terjadi karena kehamilan di kalangan muda. "Sangat sedikit yang menikah dengan kondisi belum hamil, kurang dari 10 persen setiap tahun," ujarnya.

Pengelola Program dan Monitoring Evaluasi Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Gunungkidul, Afi Fajar Handani, khawatir tingginya angka pernikahan dini berkorelasi dengan sebaran HIV/AIDS yang meningkat setiap tahun. "Usia muda yang terserang HIV/AIDS tinggi. Ada perilaku berisiko melanda anak-anak muda dengan berganti-ganti pasangan sebelum akhirnya hamil dan menikah," katanya.

Dia mengatakan perkembangan virus HIV/AIDS butuh waktu minimal lima tahun. “Jadi, jika terkena pada usia 20 tahun, berarti saat umur belasan tahun sudah punya perilaku berisiko," kata Afi.

Kepala Bidang Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Wijang Eka Aswarna menuturkan yang paling dikhawatirkan ialah angka kematian ibu yang tinggi. "Tingkat kematian ibu masih tinggi, 23 kasus per 10 ribu kehamilan," tuturnya.

Karena itu, pemerintah mengusulkan rancangan peraturan daerah pencegahan perkawinan usia dini. "Misinya untuk membentuk perangkat pengawas monitoring dan sosialisasi hingga tingkat dusun untuk mencegah perilaku bebas yang berakibat pernikahan dini," kata Wijang.

PRIBADI WICAKSONO






Advertising
Advertising



Berita terkait

PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Puan di World Water Forum Bali Bentuk Keteladanan

26 menit lalu

PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Puan di World Water Forum Bali Bentuk Keteladanan

PDIP menilai pertemuan Puan Maharani dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam rangkaian World Water Forum merupakan bentuk keteladanan

Baca Selengkapnya

RS Polri Ungkap Penyebab Kematian 3 Awak Pesawat Jatuh di BSD

56 menit lalu

RS Polri Ungkap Penyebab Kematian 3 Awak Pesawat Jatuh di BSD

Keluarga korban pesawat jatuh di BSD tidak menyetujui autopsi sehingga RS Polri melakukan Identifikasi primer melalui sidik jari.

Baca Selengkapnya

BCA Digital Gandeng Garuda Indonesia Siap Luncurkan Kartu Debit Co-branding

1 jam lalu

BCA Digital Gandeng Garuda Indonesia Siap Luncurkan Kartu Debit Co-branding

BCA Digital dan Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama dan akan meluncurkan kartu debit co-branding pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Putra Wapres Ma'ruf Amin Daftar Penjaringan Bakal Calon Gubernur Banten di PKB

1 jam lalu

Putra Wapres Ma'ruf Amin Daftar Penjaringan Bakal Calon Gubernur Banten di PKB

Ahmad Syauqi, putra Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Banten 2024 dalam penjaringan PKB

Baca Selengkapnya

Kemenperin Tak Tahu Isi Ribuan Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan: Tanya Bea Cukai

1 jam lalu

Kemenperin Tak Tahu Isi Ribuan Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan: Tanya Bea Cukai

Menurut Jubir Kemenperin, adanya temuan ribuan kontainer atau peti kemas tertahan itu tidak mempengaruhi rantai pasok dalam negeri

Baca Selengkapnya

Singapura Targetkan Unggul di Bidang MICE yang Ramah Lingkungan

1 jam lalu

Singapura Targetkan Unggul di Bidang MICE yang Ramah Lingkungan

Singapura menetapkan target, standar, program sertifikasi, dan insentif yang jelas untuk membangun industri MICE yang lebih ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

1 jam lalu

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

Said Abdullah, mengakui, PDIP telah berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Disinggung Soal Pertek, Kemenperin Kritik Balik Kemendag Soal Penerbitan Persetujuan Impor

1 jam lalu

Disinggung Soal Pertek, Kemenperin Kritik Balik Kemendag Soal Penerbitan Persetujuan Impor

Pihak Kemenperin temukan perbedaan data yang cukup signifikan antara jumlah pertek dan persetujuan yang dikeluarkan oleh Kemendag

Baca Selengkapnya

Luncurkan Peta Jalan BPR dan BPRS, OJK Dorong Penguatan Pemodalan

1 jam lalu

Luncurkan Peta Jalan BPR dan BPRS, OJK Dorong Penguatan Pemodalan

Untuk penguatan BPR dan BPRS OJK membuka peluang bagi BPR dan BPRS untuk memperluas akses pemodalan lewat penawaran di pasar modal dan mendorong konsolidasi

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

2 jam lalu

Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS

Baca Selengkapnya