TEMPO.CO, Bandung - Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan Jawa Barat deflasi sebesar 0,25 persen. "Komoditas penyumbang inflasi tertinggi beras, tapi ada komoditi lain yang menyebabkan deflasi. Cabai merah turun hampir 50 persen, sekarang kisaran harganya Rp 23 ribu sampai Rp 25 ribu per kilogram," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi, BPS Jawa Barat, Dody Gunawan Yusuf di Bandung, Senin, 2 Maret 2015.
Dody mengatakan, selain cabai merah, sejumlah harga komoditas yang turun juga mendorong deflasi. Di antaranya, tarif angkutan kota yang mengikuti penurunan harga BBM, serta harga elpiji 12 kilogram. "Tapi sekarang mau naik lagi," kata dia.
Menurut Dody, penyumbang inflasi terbesar justru beras dengan nilai 4,13 poin. Total deflasi yang terjadi di Jawa Barat tercatat 0,84 persen sementara inflasinya 0,59 persen. Posisi deflasi Jawa Barat sendiri lebih rendah dibandingkan catatan deflasi nasional yakni 0,36 persen.
Dody mengatakan, sudah dua bulan terakhir Jawa Barat mencatatkan deflasi. "Biasanya Triwulan pertama terjadi inflasi, terutama pada Januari-Februari. Cuma kami lihat penyebab deflasi saat ini terjadi penurunan BBM mengikuti harga pasar," kata dia.
Menurut Dody, situasi bulan Maret masih belum bisa dipastikan terjadi deflasi kembali mengingat pemerintah sudah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, harga elpjii 12 kilogram, serta kenaikan tarif kereta api. "BBM sudah ada kenaikan Rp 200, per 1 Maret 2015, itu sektiar 3 persen dibandingkan harganya Rp 6.700, itu sudah inflasi 0,1 persen," kata dia.
Dody mengatakan, deflasi masih memungkinkan terjadi jika harga beras justru turun. Dia beralasan, Maret kemungkinan sudah memasuki masa panen raya. "Mudah-mudahan menekan lagi, jadi ada perimbangan," kata dia.
BPS memantau harga transaksi gabah Februari 2015 terjadi kenaikan 0,86 persen. Rata-rata harga Gabah Kering Panen di tingkat petani di Jawa Barat Rp 5.255 per kilogran, pada Januari 2015 Rp 5.210. Harga Gabah Kering Giling di tingkat petani turun 1,52 persen dari Rp 5.790 per kilogram menjadi Rp 5.702.
Harga beras di penggilingan di Jawa Barat pada Februari 2015 rata-rata Rp 10.053,33 atau naik 7,75 persen dibandingkan harganya sebulan sebelumnya Rp 9.330. Berdasarkan kualitasnya harga beras premium pada Februar 2015 naik 7,72 persen menjadi Rp 10.100,48, beras medium naik 7,45 persen menjadi Rp 10.061,76, serta beras kualitas rendah naik 5,25 persen menjadi Rp 9.600. "Harga beras pada Februari masih naik, tapi Maret kita lihat saja saat panennya sudah masuk, biasanya terjadi penurunan," kata dia.
Kepala Dinas Perindustridan dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan Arief mengatakan, sepanjang Februari 2015 masih sedikit petani di Jawa Barat yang panen. "Nampaknya memang cabai masuk dari daerah lain. Karena kalau Jawa Barat masih hujan sampai Januari-Februari," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 2 Maret 2015.
AHMAD FIKRI
Berita terkait
Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka
4 hari lalu
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024
6 hari lalu
BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.
Baca SelengkapnyaWamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
7 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaIndef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II
13 hari lalu
Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme
14 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.
Baca SelengkapnyaWakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor
14 hari lalu
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS
15 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaBPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
15 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
19 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
19 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca Selengkapnya