Calon Kepala Kejaksaan Negeri Sebaiknya S-2

Reporter

Editor

Kamis, 28 Juli 2005 16:23 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar:Jajaran Kejaksaan dari Kejaksaan Agung hingga Kejaksaan Negeri saat ini mengalami krisis pegawai negeri pendukung kinerja jaksa. Karena sebagain besar pegawai yang diterima setelah memperoleh pendidikan kemudian menjadi jaksa karir."Apalagi setelah ada larangan untuk menerima pegawai dengan kualifikasi sebagai sopir dan cleaning service,"kata Kapuspenkum Kejaksaan Agung Suhandoyo di Denpasar, Kamis (28/7). DMenurut Suhandoyo yang menjadi menjadi pembicara dalam Workshop Pembaharuan Kejaksaan yang diadakan The Asia Foundation bersama Komisi Hukum Nasional dan Bali Corruption Watch, kondisi itu tak lepas dari model rekruitmen pegawai di Kejaksaan yang tidak selektif. Antara pegawai yang sekedar menjadi staf dengan pegawai yang kemudian menempuh karir sebagai jaksa. Pola itu harus segera diubah sehingga setiap pegawai memiliki orientasi yang jelas. "Apalagi ada kebutuhan untuk memperoleh pegawai dengan kualifikasi khusus seperti untuk penterejemah dan ahli komputer,"katanya.Suhandoyo malah sudah memikirkan untukoutsourcing hal-hal teknis, seperti ; pemeliharaan gedung. "Sehingga para jaksa tinggal menempatinya saja,"katanya.Tapi dengan pemilahan itu, resikonya adalah perlu dipikirkan adanya jenjang kepegawaian. Sedangkan standar bagi jaksa harus diperketat. "Bahkan, diperlukan model pendidikan khusus sehingga kualitas para jaksa benar-benar terjamin,"ujar Suhandoyo.Suhandoyo setuju dengan usulan agar jaksa yang akan menempati jabatan tertentu seperti Kepala Kejaksaan Tinggi dan Kepala Kejaksaan Negeri harus menjalani fit and proper test. Cara itu akan membuat para jaksa benar-benar menyiapkan dirinya sebelum memperoleh jabatan itu.Menurut Wayan Sudhirta dari Panitia Pembaharuan UU Dewan Perwakilan Daerah, proses rekruitmen jaksa di Indonesia masih sangat diwarnai oleh nuansa kolusi, korupsi dan nepotisme. Akibatnya, sebagian besar pegawai di Kejaksaan pasti telah memiliki hubungan keluarga dengan pegawai yang telah diterima sebelumnya. "Kualitasnya banyak yang kurang memadai,"ujarnya. Wayan membandingkan rekruitmen dengan model di Amerika Serikat. Seorang jaksa umumnya berasal dari pengacara praktek dengan pengalaman beracara di pengadilan. Atau, berasal dari sarjana hukum yang memiliki kwalifikasi setara S 2. "Model semacam itu, menjamin kualitas jaksa dalam menangani suatu perkara,"katanya.Rofiqi Hasan

Berita terkait

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

2 hari lalu

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I atau YKKAP I mengapresiasi Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah tangkap koruptor pengadaan lahan bandara.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Kinerja PNS Paling Efektif di Dunia, Ada dari Asia

8 hari lalu

10 Negara dengan Kinerja PNS Paling Efektif di Dunia, Ada dari Asia

Berikut ini deretan negara dengan kinerja PNS paling efektif di dunia, didominasi oleh negara-negara di Benua Eropa.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

10 hari lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

10 hari lalu

Kejati Bali Belum Temukan Korban Lain dalam Kasus Pemerasan Bendesa Adat Bali

Kejati Bali menyatakan masih mendalami kasus pemerasan yang diduga dilakukan Bendesa Adat Bali.

Baca Selengkapnya

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

15 hari lalu

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ditunda hingga Pilkada selesai.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

40 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Kejati Jambi Periksa Kasus TPPO Berkedok Magang di Jerman, Tunjuk 5 Jaksa Peneliti

51 hari lalu

Kejati Jambi Periksa Kasus TPPO Berkedok Magang di Jerman, Tunjuk 5 Jaksa Peneliti

Polda Jambi sedang menyelidiki kasus dugaan TPPO ferienjob dengan tiga orang terlapor.

Baca Selengkapnya

Bendahara Dinas Transmigrasi Papua Barat Tersangka Korupsi, Uang Dipakai untuk Bagikan THR

18 Maret 2024

Bendahara Dinas Transmigrasi Papua Barat Tersangka Korupsi, Uang Dipakai untuk Bagikan THR

Dugaan sementara kerugian keuangan negara akibat korupsi di Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Papua Barat itu sebesar Rp 1.074.118.209.

Baca Selengkapnya

Fasilitas Istimewa untuk PNS Pindah ke IKN Bawa Keluarga, Cek di Sini

8 Maret 2024

Fasilitas Istimewa untuk PNS Pindah ke IKN Bawa Keluarga, Cek di Sini

Pemerintah akan memberi sejumlah fasilitas istimewa bagi PNS yang bersedia pindah ke IKN dengan membawa keluarga mereka.

Baca Selengkapnya

Kejati Babel Tangkap Bos Timah Perusak Hutan Lindung Pantai Bubus Saat Hendak Kabur ke Jakarta

7 Maret 2024

Kejati Babel Tangkap Bos Timah Perusak Hutan Lindung Pantai Bubus Saat Hendak Kabur ke Jakarta

Kejar-kejaran terjadi sebelum penangkapan bos timah Babel itu saat dia mengendarai Toyota Fortuner dan hendak terbang ke Jakarta.

Baca Selengkapnya