Sebelum Samad-Antasari Dijerat, KPK Mau Bongkar Skandal BLBI

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 20 Februari 2015 19:21 WIB

Massa menyapu gambar wajah Megawati di Gedung KPK, Jakarta, 16 Februari 2015. Mereka menolak kriminalisasi terhadap KPK, dan menolak pelantikan Komjen Budi Gunawan dan Budi Waseso. TEMPO/Eko Siswono Toyudho



Keempat tim diminta membeberkan hasil kerjanya setelah sepekan melaksanakan gelar perkara bersama Kejaksaan Agung. Tim itu adalah para pemantau perkara yang berkekuatan hukum tetap. Lalu ada tim pula yang menelusuri perkara yang dihentikan Kejaksaan Agung. Sebabnya, para tersangka BLBI, termasuk Sjamsul, telah menerima SKL semasa pemerintahan Megawati. Tim ketiga menelusuri apakah perkara yang dihentikan karena sudah menyelesaikan kewajibannya sesuai aturan.

Tim terakhir memelototi penyelesaian kasus BLBI di luar pengadilan. Waktu itu Kejaksaan menyerahkan kepada menteri keuangan untuk menarik aset bank penerima BLBI. Pertengahan Oktober 2008, KPK memang mengadakan gelar perkara BLBI bersama Kejaksaan, menyusul desakan publik yang meminta KPK mengambil alih kasus BLBI. Namun, KPK masih belum tegas karena KKPK lebih memilih memprioritaskan supervisi perkara yang sebelumnya ditangani Kejaksaan itu.

Apa mau dikata, sebelum sempat membongkar skandal BLBI, Antasari keburu dijebloskan ke penjara. Pada 4 Mei 2009, setelah hari pertama pemeriksaan sebagai saksi oleh Polda Metro Jaya, Antasari resmi menjadi tersangka pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, Direktur PT Rajawali Putra Banjara. Total tersangka pembunuhan Nasrudin mencapai sembilan orang. Pada 11 Februari 2010, Antasari divonis 18 tahun penjara. Vonis ini lebih ringan dari tuntutan jaksa yang meminta hakim memvonis Antasari dengan pidana hukuman mati.

Adapun Megawati sempat akan diperiksa oleh penyidik KPK seusai Lebaran 2014. Ketika itu Ketua KPK, Abraham Samad, mengatakan kepastian pemanggilan Megawati setelah KPK memulai gelar perkara atau ekspos. Termasuk, perlu atau tidaknya melakukan pemanggilan terhadap Megawati. “Jadi habis Lebaran kita putuskan ya, kita ekspos siapa-siapa saja yang akan dimintai keterangannya," kata Abraham di kantor KPK, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, 11 Juli 2014.

Jokowi, yang saat itu masih kandidat Presiden, enggan berkomentar soal rencana pemeriksaan Megawati. "Saya tidak mau komentar yang membuat suasana panas," ujar Jokowi, Kamis, 17 Juli 2014. Jokowi mengatakan dirinya baru akan berkomentar setelah 22 Juli 2014, ketika KPU menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi suara nasional. Sebabnya, ia mengklaim tidak ingin suasana politik membara. "Kita bicara yang dingin-dingin saja kita bicara yang empuk-empuk saja."

Sejumlah pejabat yang pernah diperiksa oleh penyidik KPK adalah politikus atau setidaknya terafiliasi dengan PDI Perjuangan, pendukung utama Presiden Jokowi. Laksamana Sukardi pernah menjadi anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan pada 1992-1997. Pada 2005, Laksamana keluar bersama sejumlah tokoh kunci PDI Perjuangan. Mereka membentuk PDI Pembaharuan. Kwik Kian Gie pernah menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan di PDI Perjuangan. Adapun Rini Suwandi adalah teman dekat Megawati.

Hingga Lebaran usai, pemanggilan Megawati tak kunjung terjadi. Saat dikonfirmasi mengenai pemanggilan tersebut, Rabu, 27 Agustus 2014, Samad mengatakan tidak ada kendala psikologis untuk memanggil Megawati. Ketika itu Jokowi baru sebulan menjabat presiden. Jokowi adalah kader PDI Perjuangan. "Jadi begini, posisi KPK itu menyamakan semua orang di depan hukum. Kami tidak peduli apakah itu Megawati, atau presiden, tidak ada urusan bagi KPK," kata Samad.

Hingga Samad tersangka, niatnya menuntaskan skandal BLBI belum tercapai....


Advertising
Advertising


MUHAMAD RIZKI | LINDA HAIRANI | IRA GUSLINA SUFA | TRI YARI KURNIAWAN | BC

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

14 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

17 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

20 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

23 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya