Kriminalisasi Penyidik KPK, JK: Ini Baru Dugaan  

Reporter

Kamis, 19 Februari 2015 15:44 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan dalam pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VI di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2015. Acara tersebut bertemakan, `Penguatan Peran Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia yang Berkeadilan dan Berperadaban`. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan mengevaluasi kasus kepemilikan senjata api terhadap 21 penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Meski begitu, JK tidak meminta Mabes Polri untuk menghentikan kasus tersebut. Ia justru menyarankan agar para penyidik KPK yang merasa dikriminalisasi untuk menempuh jalur hukum.

"Kalau ada kriminalnya, ya biar hukum berjalan. Tidak ada kriminalisasi yang sengaja-sengaja. Ini, kan, hanya suatu hal yang perlu kita jalankan," kata JK usai menutup Musyawarah Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan di Hotel Bidakara, Kamis, 19 Februari 2015.

Selasa lalu, Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan anak buahnya sedang mengusut dugaan pelanggaran pidana dalam kepemilikan senjata api 21 penyidik KPK yang berasal dari polisi. Budi Waseso mengatakan pistol milik para penyidik itu rata-rata berakhir pada 2011 lalu. Karena tidak diperpanjang, kepemilikan pistol ini dianggap ilegal.

"Kalau buktinya cukup terkait pelarangan penggunaan senjata api, ya pasti tersangka. Ini baru dugaan ya," kata Budi Waseso di Mabes Polri, Selasa lalu.

Wakil Ketua KPK nonaktif Bambang Widjojanto mengatakan justru Kepolisian yang tak memberikan izin perpanjangan penggunaan pistol bagi 21 penyidik komisi antirasuah tersebut. "Hal begitu dibuka ke publik. Itu kan artinya ingin memberitahukan kepada koruptor untuk melawan saja penyidik KPK karena tak dilengkapi senjata api," kata Bambang.

Adapun pengusutan kepemilikan senjata api 21 penyidik ini ditengarai sebagai bagian dari kriminalisasi KPK. Sebab, kasusnya muncul setelah KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi, 19 Januari lalu.

Belakangan, Ketua KPK Abraham Samad dan Bambang pun dijadikan tersangka pemalsuan dokumen serta keterangan palsu. Rabu kemarin, Presiden Joko Widodo menonaktifkan Samad dan Bambang. Sebagai penggantinya diangkat tiga orang pelaksana tugas, yaitu Taufiequrachman Ruki, Indriyanto Seno Adji, dan Johan Budi S.P.

Karena kisruh ini, JK mengatakan pemerintah sudah menginstruksikan agar KPK dan Polri lebih tertib. Apalagi, kata dia, Taufiequrachman Ruki merupakan pensiunan polisi. "Pak Ruki juga background-nya polisi, pasti lebih mengerti," ujar JK.

Selain mengangkat pelaksana tugas KPK, keputusan lain Presiden adalah mengajukan Komjen Badrodin Haiti sebagai calon Kapolri ke DPR. Pengusulan ini sekaligus membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Menurut JK, DPR harus segera mengadakan uji kelayakan terhadap Badrodin setelah menerima surat pemerintah tersebut. Namun, karena DPR sedang reses dan masa sidang DPR baru akan dimulai pada 22 Maret 2015 maka uji kelayakan dan kepatutan terancam molor.

TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

1 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

3 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

6 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

9 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

10 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

12 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

12 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

14 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

16 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya