Kata Wakil Ketua KPK: Serangan ke KPK Itu Seperti Tsunami

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 18 Februari 2015 09:20 WIB

Massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi, melakukan aksi Satu Padu Lawan Koruptor (SAPU Koruptor), depan Gedung KPK, Jakarta, 16 Februari 2015. Mereka meminta pemerintah menghentikan seluruh proses kriminalisasi komisioner KPK. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Zulkarnain menyesalkan tindakan kepolisian yang menjadikan para pimpinan lembaga antirasuah dan penyidik KPK sebagai tersangka. Zulkarnain mengatakan lembaganya sedang diserang secara bertubi-tubi.

"Kasus-kasus yang ditujukan kepada para insan KPK dalam waktu beruntun atau hampir bersamaan ini seperti tsunami," ujar Zulkarnain melalui pesan singkat, Rabu, 18 Februari 2015.

Zulkarnain meminta adanya kajian atau semacam eksaminasi umum terhadap kasus-kasus yang dituduhkan kepada pimpinan atau penyidik KPK tersebut.

Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat kemarin menetapkan Ketua KPK Abraham Samad sebagai tersangka kasus dugaan pemalsuan dokumen untuk pembuatan paspor. Sebelumnya, pada 23 Januari lalu, Bareskrim mencokok Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto untuk dimintai keterangan. Bambang lalu dijadikan sebagai tersangka kasus dugaan mengarahkan saksi memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa pemilihan kepala daerah di Mahkamah Konstitusi pada 2010.

Penyidik KPK Novel Baswedan juga dijadikan tersangka dalam kasus saat masih menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal di Bengkulu pada 2004. Adapun 21 penyidik lainnya juga terancam ditangkap Polri karena dituduh melakukan pelanggaran administrasi dalam kepemilikan senjata api.

Kuasa Hukum Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Frederich Yunadi, sebelumnya mengaku mendapat informasi bahwa dua pimpinan KPK yang masih tersisa bakal menjadi tersangka pada pekan depan. Kedua pimpinan tersebut adalah Adnan Pandu Praja dan Zulkarnain.

"Minggu depan, dua-duanya tersangka. Kasusnya sudah dikembangkan dan sudah matang," ujar Frederich saat dihubungi, Selasa, 17 Februari 2015. Menurut Frederich, saksi-saksi terkait kasus Pandu dan Zulkarnain juga telah diperiksa Bareskrim. Sayangnya, Frederich enggan mengungkapkan sumber informasi yang diperolehnya.

Adnan Pandu beberapa waktu lalu dilaporkan ke Bareskrim Polri karena diduga melakukan perampokan saham perusahaan PT Desy Timber di Berau, Kalimantan Timur pada 2006. Adapun Zulkarnain dituding melakukan tindak pidana korupsi dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) Jawa Timur pada 2008. Zulkarnain diduga menerima duit suap Rp 5 miliar untuk menghentikan penyidikan perkara tersebut.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

8 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

11 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

14 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

16 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

16 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

18 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

20 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya