Laba Besar, Bisnis Timah Anak Komjen BG Kok Tutup?  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 10 Februari 2015 17:50 WIB

Muhammad Herviano Widyatama (anak Budi Gunawan). Youtube

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Herviano Widyatama, anak Komisaris Jenderal Budi Gunawan, pernah menggandeng PT Sumber Jaya Indah saat berbisnis pertambangan timah di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Herviano membawa bendera PT Mitra Abadi Berkatindo, perusahaan tempat dia berkongsi dengan tiga pengusaha lainnya.

Dalam dokumen hasil penyelidikan Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri terhadap dugaan transaksi tak wajar milik Budi Gunawan, disebutkan Herviano mengucurkan dana Rp 10 miliar kepada PT Sumber melalui PT Mitra. Dana itu turun dalam lima tahap yakni periode 23 Mei 2007 hingga 18 Desember 2007.

Dana Rp 10 miliar ke PT Sumber merupakan bagian kredit Rp 57 miliar, yang diperoleh Herviano dari Pacific Blue International Limited. Akad kredit dengan perusahaan Selandia Baru ini diteken Herviano pada 5 Juli 2005, ketika itu ia masih berusia 19 tahun. Dana sebesar itu berbentuk tunai dalam rupiah.

Di PT Mitra, Herviano berkongsi salah satunya dengan pengusaha Lo Stefanus, pendiri jaringan toko berlian Frank & Co. Stefanus juga pemilik PT Mondial Investama dan PT Mondial Lux Indonesia. Di PT Mitra, Stefanus memiliki 40 persen saham, sedangkan Herviano menguasai andil 20 persen.


Stefanus mengatakan, PT Mitra menyertakan saham sebanyak 60 persen di PT Sumber, perusahaan yang juga bergerak di bidang pengolahan timah. Ia pun mengakui bahwa dana Rp 10 miliar dari Herviano yang menjadi penyertaan modal di PT Mitra merupakan bagian pinjaman dari Pacific Blue.

Stefanus bukan semata rekan bisnis Herviano, tapi ia juga sobat lama Budi Gunawan. Status hubungan itu diakui keduanya saat diperiksa oleh Tim Bareskrim Polri sekitar Juni 2010. Stefanus jugalah yang memperkenalkan Herviano kepada David Koh, kuasa direksi Pacific Blue, yang mengucurkan kredit Rp 57 miliar itu.

Bisnis Herviano dan Stefanus tampaknya tak semulus kredit yang dikucurkan oleh Pacific Blue. Baru enam bulan sejak Herviano menanamkan fulus perdana ke PT Sumber, kerja sama itu usai. "Seingat saya kerja sama berakhir sekitar November 2007," ujar Yuliana, staf keuangan PT Sumber kepada penyelidik, 1 Juni 2010.

Putusnya hubungan kedua perusahaan ditandai dengan pengembalian modal ke rekening Herviano. Hal ini diakui oleh Yuliana. Sesuai catatan Tempo, modal usaha tersebut dikembalikan dalam dua tahap, yakni sebanyak Rp 5 miliar pada 8 Oktober 2007, dan Rp 5,05 miliar pada 26 November 2007.

Berita terkait

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

1 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

4 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

7 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

8 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

10 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

10 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

12 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

13 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

23 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

23 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya