Ini Istilah Pantas untuk Kawasan Keraton Yogya

Reporter

Selasa, 27 Januari 2015 03:27 WIB

Komplek Keraton Yogyakarta.(TEMPO/ARBOW)

TEMPO.CO , Yogyakarta : Rencana pemerintah Yogyakarta menjadikan kawasan jeron beteng (komplek di dalam beteng) Keraton Yogyakarta, seperti kota tua di kawasan Jakarta dikritik pegiat cagar budaya. Lantaran konsep kota tua dinilai sebagai bentuk plagiat dari kota-kota tua yang sudah ada.

"Kalau keraton ya keraton saja. Bukan kota tua. Kesannya plagiat," kata Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) Johanes Marbun kepada Tempo, Senin 26 Januari 2015.

Penataan kawasan jeron beteng yang merupakan bagian dari kawasan cagar budaya Keraton Yogyakarta, menurut Johanes, tidak hanya berupaya menonjolkan kembali bagian terpenting dari kawasan tersebut. Atau tidak pula melakukan konservasi untuk mengembalikan kawasan tersebut, pada kondisi dan bentuk semula. Melainkan penataannya harus mempertimbangkan kondisi sosial jeron beteng saat ini.

"Kalau dulu kan hanya keraton dan tembok saja. Makanya kini perlu komunikasi dengan publik," kata Johanes.

Dia menjelaskan, kawasan tersebut masuk menjadi kawasan cagar budaya kategori living monument yang ditetapkan Gubernur DIY pada 2011. Saat ini tengah diusulkan sebagai warisan dunia.(Baca : Pemerintah Yogya Diminta Cepat Tata Malioboro)

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjelaskan, penataan kawasan jeron beteng menjadi utama karena merupakan satu kesatuan revitalisasi kawasan Malioboro. Sebelumnya, penataan yang dilakukan berkaitan dengan kawasan transportasinya.

"Kami ingin memunculkan lagi bangunan pojok beteng yang sebelah utara dan timur. Biar kelihatan," kata Haryadi saat ditemui di bangsal Kepatihan Yogyakarta.

Menurut Haryadi, pojok beteng itu tertutup oleh bangunan milik warga. Rencananya, pemerintah akan membeli bangunan di sekitarnya untuk mewujudkan kembali bentuk beteng. "Bukan pembebasan ya, tapi pengadaan,"kata Haryadi.(Baca : Yogyakarta Bicara Hotel dan Kampung di Belakangnya)

Bangunan-bangunan di kawasan itu juga akan disesuaikan, dengan aturan berkaitan dengan pembangunan kawasan cagar budaya yang menunjukkan ciri budaya tertentu. Sedangkan soal istilah penyebutan kawasan tersebut, Haryadi tak ambil pusing."Kalau menurut saya, ya kawasan jeron beteng saja," kata Haryadi.

Revitalisasi kawasan tersebut merupakan kerja sama pemerintah kota Yogyakarta dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada 2015, pemerintah Yogyakarta mendapatkan kucuran dana keistimewaan senilai Rp 34,4 miliar. Dana tersebut meliputi Rp 29,9 miliar untuk kebudayaan dan Rp 4,5 miliar untuk penataan ruang.

PITO AGUSTIN RUDIANA



Berita Terpopuler
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?

Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK

Jagoan Hukum ke Istana, Jokowi Bikin Tim Khusus

Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK

Berita terkait

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

2 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

2 hari lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

20 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

27 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

31 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

12 Maret 2024

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

8 Maret 2024

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya