Sejumlah jerigen memenuhi SPBU di kawasan Kosambi, Tangerang, (26/8). Antrean ini disebabkan tertundanya pengiriman pasokan BBM sejak dua hari dan pertamina akan mengurangi pasokan impor minyak mentah karena melemahnya nilai tukar rupiah. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO,Lumajang - Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Aries Syahbudin membubarkan puluhan pedagang bensin eceran yang mengantre dengan membawa jeriken di stasiun pengisian bahan bakar umum di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu, 21 Januari 2015. "Bukan waktunya para pedagang ikut mengantre di jam sibuk," kata Aries, Rabu, 21 Januari 2015. (Baca: Warga Daerah Ini Mulai Timbun BBM Bersubsidi.)
Aries mengaku hampir saja menendang para pengantre berjeriken itu. Dia menuturkan, membeli BBM dengan jeriken sebenarnya dilarang. Tapi, bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan, pembelian dengan jeriken masih diperbolehkan. "Namun mereka seharusnya membeli BBM pada malam hari," ujar Aries. Beberapa pedagang, kata Aries, memilih membeli BBM pada pagi hari ketimbang malam dengan alasan keamanan.
Kepala Kepolisian Sektor Kedungjajang Ajun Komisaris Dodik Suwarno mengatakan Kapolres Lumajang mendatangi SPBU di Kedungjajang untuk mengecek kondisi lapangan. "Anggota Polsek juga ada di sana," katanya.
Sejumlah personel kepolisian menertibkan para pembeli BBM berjeriken ini. Antrean kemudian dibubarkan dan pengantre diminta menunggu hingga pengendara sepeda motor lain selesai antre. Menurut Dodik, pembeli BBM berjeriken harus mematuhi instruksi polisi. "Mereka minggir dulu untuk mendahulukan pengendara sepeda motor," kata Dodik.
Menurut pantauan Tempo, antrean pembeli BBM masih terjadi di sejumlah SPBU di Lumajang. Salah satunya di SPBU Sukodono. Sejak pagi tadi, antrean mengular hingga ke pinggir jalan. (Baca: Premium Masih Langka di Banyuwangi.)