Tembak dan Bacok Teror 8 Aktivis Antikorupsi Madura
Editor
Sunu Dyantoro
Rabu, 21 Januari 2015 12:15 WIB
TEMPO.CO, Bangkalan - Puluhan mahasiswa dan aktivis LSM se-Bangkalan berunjuk rasa di depan Polres Bangkalan, Jawa Timur, Rabu, 21 Januari 2015. Mereka menuntut agar polisi mengusut tuntas penembakan terhadap aktivis Mathur Husairi dan pembacokan tujuh aktivis lain. "Sepanjang 2010 hingga 2015, delapan aktivis Bangkalan dibacok dan ditembak," kata koordinator aksi, Edrus Ilyas. (Baca: Melawan, Aktivis Antikorupsi Ditembak Tembus Perut.)
Tuntutan ini bukan tanpa alasan. Menurut Edrus, tidak satu pun dari delapan kasus pembacokan tersebut yang berhasil diungkap polisi. Hanya kasus pembacokan terhadap aktivis Madura Corruption Watch, Musleh, yang pelakunya diproses. Namun, kata Edrus, pelaku tersebut bukan ditangkap, melainkan menyerahkan diri ke polisi. "Kami minta jangan hanya pelaku, tapi aktor intelektual juga harus diungkap," ujarnya. (Baca: Seusai Rapat, Aktivis Antikorupsi Bangkalan Ditembak.)
Kasus-kasus yang belum diungkap polisi tersebut adalah perusakan mobil dan rumah Direktur LSM Pusaka Jatim Aliman Haris pada 2010, pembacokan terhadap Wakil Direktur MCW Fahrillah (2011), pembacokan terhadap Muzakki dan Mahmudi Ibnu Khotib sebelum gelaran pilkada Bangkalan (2013), pembacokan terhadap aktivis MCW bernama Musleh saat hendak audiensi kasus raskin di Kecamatan Galis (2014), dan penembakan aktivis Mathur Husairi (Januari 2015).
Sebelumnya, rumah Mathur dilempar batu dan molotov pada 2012. Saat itu mobilnya pun nyaris dibakar. "Rentetan teror ini membuat kami takut, tapi kami tetap harus menyuarakan keadilan demi rakyat Bangkalan," tutur korban pembacokan, Mahmudi Ibnu Khotib.
MUSTHOFA BISRI
Baca berita lainnya:
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Perwira Setor ke Budi, Polisi 'Jeruk Makan Jeruk'