Tak Melaut, Nelayan Indramayu Terima Jatah Beras  

Reporter

Selasa, 20 Januari 2015 20:00 WIB

Seorang wanita membawa sekarung beras di Port-au-Prince, Haiti (26/1). Rakyat antre untuk mendapatkan beras bantuan dari lembaga internasional yang dijaga oleh pasukan PBB asal Uruguay. AP/Ramon Espinosa

TEMPO.CO, Indramayu - Ribuan nelayan yang tak melaut selama gelombang tinggi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menerima bantuan beras paceklik. Beras ini dibeli dari dana penyisihan keuntungan koperasi yang disimpan.

"Tahun ini ada 60-90 ton beras paceklik yang siap dibagikan," kata Manajer Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra Karangsong Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Arun, Selasa, 20 Januari 2015. (Baca: Tak Bisa Melaut, Nelayan Tuban Dikasih Sembako.)

Pembagian beras paceklik ini akan dilakukan secara bertahap mulai hari ini hingga dua minggu ke depan. Mereka menerima sebanyak 15 kilogram per orang.

Adapun nelayan yang berhak mendapatkan jatah beras paceklik ini, menurut Arun, tidak hanya nelayan yang menjadi anggota KPL Mina Sumitra. "Namun juga nelayan lain yang aktif melaut selama setahun terakhir dan menjual hasil tangkapannya ke TPI Karangsong," kata Arun. Mereka berhak mendapatkan jatah beras paceklik ini.

Arun menjelaskan beras yang dibagikan kepada nelayan itu sebenarnya merupakan simpanan dari mereka sendiri. Saat nelayan menjual hasil tangkapan ke TPI Karangsong, kata dia, ada sedikit keuntungan yang dipotong untuk disimpan. Selanjutnya, dia menuturkan, uang yang disimpan itulah yang kemudian dikembalikan lagi kepada nelayan dalam bentuk beras.

Pengembaliannya, kata Arun, sengaja dilakukan saat angin musi baratan bertiup seperti saat ini. "Karena saat musim baratan, yang ditandai dengan angin kencang dan gelombang tinggi, banyak nelayan kecil yang tidak bisa melaut," kata Arun.

Kapal-kapal tradisional mereka dipastikan tidak kuat menahan terjangan tingginya gelombang di laut. Akibatnya, mereka pun kehilangan penghasilan. "Saat paceklik seperti inilah beras dibagikan kepada nelayan," ujar Arun.

Seorang nelayan Karangsong, Muhadi, mengaku bersyukur dengan adanya pembagian beras pada masa paceklik. "Tidak dapat penghasilan ditambah harga beras saat ini pun sangat mahal. Jadi beras ini sangat membantu kami," kata Muhadi. (Baca: Sepekan Tak Melaut, Nelayan Mulai Gadai Barang.)

IVANSYAH



Berita Lain
Mahasiswi Berutang Rp 1 Miliar Dikenal Tertutup

Bob Sadino, Celana Pendek, dan Ajaran Agama

Tony Abbot Kirim Surat, Apa Reaksi Jokowi?

Keluarga Korban Air Asia Berebut Jadi Ahli Waris


Advertising
Advertising

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

21 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

33 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

43 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

45 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya